Kamis, 20 Oktober 2016

Published 07.21.00 by Admin

Demam Berdarah : Pengobatan, Pencegahan Demam Berdarah

Demam Berdarah

Demam Berdarah : Pemeriksaan, Pengobatan, Pencegahan
Foto :demamberdarah

Bagaimana Memeriksa Penderita Demam Berdarah

Pada demam berdarah dengue (DBD) ada beberapa pemeriksaan penunjang yang kerap dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis. Pemeriksaan darah rutin, seperti Hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht), jumlah leukosit, dan jumlah trombosit hampir selalu diminta untuk diperiksa pada kasus DBD. Pada DBD biasanya akan ditemukan hasil hematokrit yang meningkat dan trombosit dan leukosit yang menurun. Jumlah trombosit dibawah 100.000/uL merupakan salah satu indikasi rawat inap (khususnya pada anak).

Hematokrit yang meningkat tinggi (lebih dari 20%) mengindikasikan adanya perembesan plasma yang dapat berujung pada terjadinya syok. Pada kasus yang sudah dipastikan demam berdarah, pemeriksaan darah akan rutin dilakukan bisa sampai enam jam sekali) untuk memantau perjalanan penyakit.

Selain pemeriksaan diatas beberapa pemeriksaan lainnya yang dapat dilakukan dalam menegakkan diagnosis DBD, yaitu tes serologi igG dan igM Dengue serta tes antigen NS1. Kedua tes ini dapat membantu dokter menegakkan diagnosis, tetapi harganya cukup mahal. Kedua tes ini bekerja dengan perantaraan kompleks antigen-antibodi.

Kompleks antigen-antibodi terbentuk pada saat tubuh mengenali  adanya benda asing yang masuk (virus dengue) yang masuk ke dalam tubuh. Tes serologi (igG dan igM) menilai terbentuknya antibodi terhadap virus dengue, sedangkan tes NS1 mendeteksi adanya virus dengue didalam tubuh.

Bagaimana Pengobatan Demam Berdarah

Demam berdarah dapat bermanisfestasi secara klinis mulai dari yang ringan seperti demam dengue sampai yang paling berat seperti sindrom syok dengue. Sindrom syok dengue yang tidak diatasi secara tepat dan cepat sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian. Demam dengue dapat dirawat  di rumah sedangkan demam berdarah dengue (apalagi syok dengue) perlu rawat inap di rumah sakit atau bahkan ICU (intensive Care unit).

Pada demam berdarah terapi dengan obat-obatan tidaklah menjadi prioritas. Obat-obat yang diberikan hanyalah terapi simtomatik (sesuai gejala). Obat antipiretik (penurun panas) seperti parasetamol dan ibuprofen diberikan untuk mengurangi gejala demam atau sakit kepala. Prioritas dalam penanganan demam berdarah adalah terapi cairan yang tepat, baik jumlah maupun jenis. 

Dengan pemasukan dan pengaturan cairan yang tepat dapat dihindarkan kemungkinan terjadinya syok. Jika anak dirawat di rumah sakit, pemberian cairan dapat dilakukan melalui selang infus yang dapat diatur kecepatannya agar jumlah cairan meencukupi dan tidak terjadi syok. 

Sampai saat ini belum ada terapi spesifik untuk demam berdarah dan pada umumnya tidak diperlukan pemberian antibiotika, mengingat demam berdarah disebabkan oleh virus, bukan bakteri (kecuali memang ada indikasi disertai oleh infeksi lain berupa infeksi bakteri). Pemberian jus jambu merah, angkak (beras merah), minuman isotonik atau air kelapa diyakini membantu memulihkan dan menambah jumlah trombosit lebih cepat, meskipun mesih belum terbukti lewat penelitian dalam skala besar.

Bagaimana Mencegah Demam Berdarah

Demam berdarah merupakan epidemi yang mudah menyebar ke suatu daerah. Umumnya jika suatu daerah ada yang terkena demam berdarah, maka akan merebak wadah demam berdarah karena ditularkan oleh nyamuk.

Ada beberapa cara pencegahan, yaitu:
  • Gerakan 3 M (Menguras, Menutup, Mengubur)
  • Pengasapan
  • Penggunaan kelambu di tempat tidur anak
  • Abatisasi dengan bubuk abate
  • Menggunakan losion anti-nyamuk untuk tidur di malam hari (hati-hati penggunaan pada anak)
Sampai saat ini, vaksin untuk demam berdarah masih dalam tahap penelitian dan diharapkan selesai secepatnya.

      edit