Kamis, 03 November 2016

Published 08.19.00 by Admin

Ketahui Fakta - Fakta Terkait Kesehatan Wanita

Fakta Kesehatan Wanita












 A woman is like a tea bag - you can’t tell how strong he is until you put her in hot water (Eleanor Roosevelt).
Kekuatan wanita menghadapi masalah sosial, ekonomi dalam kehidupannya dapat berdampak pada kesehatan. Berbagai masalah kesehatan bagi wanita, termasuk kekerasan fisik dan seksual, infeksi menular seksual, HIV/ AIDS, juga kebiasaan merokok dan dampak rokok dari orang-orang disekitarnya adalah ancaman yang berkembang di kalangan wanita, dan menyebabkan tingginya tingkat kematian selama kehamilan dan persalinan.
 
Di beberapa negara harapan hidup wanita lebih tinggi daripada laki-laki, namun faktor kesehatan dan
faktor sosial menciptakan kualitas hidup yang rendah bagi wanita. Ketidaksetaraan akses terhadap informasi, perawatan dan praktik kesehatan dasar meningkatkan risiko kesehatan bagi wanita. 

Kebiasaan Menghisap dan Mengunyah Tembakau
 
Tingkat merokok di kalangan pria cenderung lebih tinggi 10 kali dari pada wanita. Namun,
karena gencarnya iklan rokok, penggunaan rokok di kalangan wanita muda di negara-negara berkembang meningkat pesat. Wanita umumnya sulit menghentikan kebiasaan merokok, tingkat kembali merokok (kambuh) juga lebih tinggi daripada laki-laki, dan terapi untuk mengganti nikotin juga kurang efektif pada wanita.
 
Di Indonesia berdasarkan Riskesdas 2013 perilaku merokok penduduk di atas 15 tahun cenderung meningkat dari 34,2% tahun 2007 menjadi 36,3% tahun 2013. Proporsi kebiasaan menghisap rokok lebih tinggi laki-laki (64,9%) dibandingkan wanita (2,1%) di tahun 2013. Proporsi mengunyah tembakau menunjukkan proporsi wanita (4,8%) lebih tinggi dari laki-laki (3,9%).

HIV/AIDS
 
Dari semua orang dewasa yang hidup dengan HIV di sub-Sahara Afrika, 61% nya adalah wanita. Di Karibia, proporsi wanita yang hidup dengan virus HIV adalah 43%. Meskipun lebih rendah, jumlah wanita yang hidup dengan HIV di Amerika Latin, Asia dan Eropa Timur juga terus berkembang.
 
Di Indonesia berdasarkan laporan Bappenas untuk MDGs menyatakan upaya dalam mengendalikan penyebaran, menurunkan jumlah kasus baru dan mewujudkan akses terhadappengobatan HIV dan AIDS masih memerlukan upaya keras, inovatif, dan kreatif untuk mencapainya. Prevalensi HIV dan AIDSmasih cukup tinggi yaitu 0,46% pada tahun 2014. Selain itu, akses terhadap ARV sudah mencapai 96,01% (tahun 2014) dari penduduk terinfeksi HIV dan AIDS lanjut. 

Kekerasan Berdampak Serius kepada Kesehatan Wanita
 
Antara 15% sampai 71% wanita di seluruh dunia telah mengalami kekerasan fisik
atau seksual yang dilakukan oleh pasangan intimnya. Kekerasan biasanya berlatar belakang sosial dan ekonomi dan berdampak serius bagi kesehatan wanita, dari cedera kehamilan yang tidak diinginkan, infeksi menular seksual, depresi, dan penyakit kronis.
 
Di Indonesia, berdasarkan lembar fakta Catatan Tahunan (Catahu) Komnas Wanita tahun 2014, Jumlah kasus Kekerasan terhadap Wanita (KtP) tahun 2014 sebesar 293.220 kasus, sebagian besar dari data tersebut diperoleh dari data kasus/ perkara yang ditangani oleh 359 Pengadilan Agama di tingkat kabupaten/ kota yang tersebar di 30 Provinsi di Indonesia, yaitu mencapai 280.710 kasus atau berkisar 96%. Sisanya sejumlah 12.510 kasus atau berkisar 4% bersumber dari 191 lembaga-lembaga
mitra pengada layanan yang merespon dengan mengembalikan formulir pendataan yang dikirimk oleh Komnas Wanita.

Kekerasan terhadap Wanita Meluas di Seluruh Dunia
 
Beberapa studi menunjukkan bahwa 1 dari 5 wanita melaporkan mengalami pelecehan seksual sebelum usia 15 tahun.Masih dari data KomnaWanita pada 2014, di Indonesia kasus kekerasan fisik masih menempati urutan tertinggi pada jenis tindak kekerasan dalam ranah personal, yaitu mencapai 3.410 (40%), diikuti posisi kedua kekerasan psikis sebesar 2.444 (28%), kekerasan seksual 2.274 kasus (26%) dan kekerasan ekonomi 496 kasus (6%). 

Pernikahan Dini 

Meskipun data terkait pernikahan dini menurun, namun masih banyak terjadi terutama di negara berkembang termasuk Cina. Gadis-gadis yang menikah muda sering tidak memiliki pengetahuan tentang seks, risiko infeksi menular seksual dan HIV/AIDS.Berdasarkan data Riskesdas 2013, wanita di usia 10-54 tahun, 2,6% menikah pertama kali pada umur kurang dari 15 tahun dan 23,9% menikah pada umur 15-19 tahun. 

Menikah pada usia dini merupakan masalah kesehatan reproduksi karena semakin muda umur menikah semakin panjang rentang waktu untuk bereproduksi.Sebagian Besar Ibu “Muda” Berada di Negara BerkembangSekitar 14 juta anak remaja wanita menjadi ibu setiap tahun. Lebih dari 90% dari para ibu yang sangat muda ini tinggal di negara-negara berkembang.Proporsi kehamilan umur 10-54 tahun di Indonesia berdasarkan Riskesdas 2013 adalah 2,68%, di perkotaan (2,8%) lebih tinggi dibanding perkotaan (1,28%).
 
Angka Kematian Ibu 

Setiap hari, 1.600 wanita dan lebih dari 10.000 bayi baru lahir meninggal karena komplikasi yang seharusnya dapat dicegah selama kehamilan dan persalinan. Hampir 99% dari ibu dan 90% dari kematian neonatal terjadi di negara berkembang.Sementara di Indonesia berdasarkan laporan MDGs yang dilakukan Bappenas, proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih telah berhasil ditingkatkan dari 40,70% (tahun 1992) menjadi 83,10% (tahun 2012), namun di sisi lain angka kematian ibu baru dapat ditekan dari 390 (tahun 1991) menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup (tahun 2012).

Upaya untuk menurunkan angka kematian anak masih memerlukan kerja keras untuk mencapainya. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan angka kematian balita dari 97 (tahun 1991) menjadi 40 per seribu kelahiran hidup (tahun 2012); penurunan angka kematian bayi dari 68 menjadi 32 per seribu kelahiran; dan neonatal dari 32 menjadi 19 per seribu kelahiran.

Penyakit Sendi

Penyakit sendi/rematik/encok adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik pada sendi-sendi tubuh. Gejala klinik penyakit sendi/ rematik berupa gangguan nyeri pada persendian yang disertai kekakuan, merah, dan pembengkakan yang bukan disebabkan karena benturan/kecelakaan dan berlangsung kronis.Gangguan terutama muncul pada waktu pagi hari. 

Prevalensi penyakit sendi berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan meningkat seiring dengan bertambahnya umur, demikian juga yang berdasar diagnosis atau gejala. Prevalensi diagnosis nakes lebih tinggi pada wanita (13,4%) dibanding laki-laki (10,3%). Demikian juga yang berdasar diagnosis atau gejala, pada wanita (27,5%) lebih tinggi dari laki-laki (21,8%). l
 

(Sumber: who.int, Riskesdas 2013, dan sumber lain)
      edit