Kamis, 08 Desember 2016

Published 23.57.00 by Admin

Manfaat ASI - Meningkatkan Kecerdasan, Mengurangi Risiko Asma, Apa Lagi ?

Manfaat ASI Eksklusif

Apa Saja Manfaat Besar Yang Terkandung Dalam ASI Eksklusif bagi Kesehatan Bayi 


Image courtesy of patrisyu at FreeDigitalPhotos.net

Manfaat ASI Eksklusif - Selain menghadirkan nutrisi terbaik yang dibutuhkan bagi tumbuh kembang bayi, ASI ekslusif juga berperan penting dalam melindungi dan meningkatkan kesehatan bayi. UNICEF menyatakan bahwa ASI menyelamatkan jiwa bayi terutama di negara-negara berkembang. 

Keadaan ekonomi yang sulit, kondisi sanitasi yang buruk, serta air bersih yang sulit didapat menyebabkan pemberian susu formula menjadi penyumbang risiko terbesar terhadap kondisi malnutrisi dan munculnya berbagai penyakit (seperti diare) akibat penyiapan dan pemberian susu formula yang tidak higienis

Laporan WHO juga menyebutkan bahwa hampir 90% kematian balita terjadi di negara berkembang dan lebih dari 40% kematian tersebut disebabkan diare dan infeksi saluran pernapasan akut, yang dapat dicegah dengan pemberian ASI eksklusif.

Berikut ini beberapa fakta manfaat mengenai peran ASI dalam meningkatkan kesehatan bayi.

  • Bayi yang diberi ASI, 17 kali lebih jarang menderita pneumonia/radang paru (Cesar 1999).
  • Bayi yang diberi ASI akan lebih terlindungi dari potensi terserang penyakit sepsis/infeksi dalam darah yang dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ tubuh hingga kematian (Ashraf 1991, Patel 2013).
  • Waktu menyusui yang lebih lama dapat melindungi bayi dan anak dari penyakit asma bahkan mengurangi risiko terjadinya serangan asma pada anak kecil.
  • Risiko menderita asma meningkat bila pemberian ASI eksklusif tidak diberikan sebelum 4 bulan (Kull 2004, Bener 2007). 
  • Menyusui dengan jangka waktu yang lebih panjang (lebih dari 6 bulan) dapat melindungi bayi dan anak dari penyakit rhinitis alergi (Ehlayel 2008). 
  • Risiko dirawatnya bayi yang disusui eksklusif selama 4 bulan karena penyakit saluran pernapasan, 3 kali lebih jarang daripada bayi yang diberikan susu formula (Bachrach 2003). 
  • Bayi yang diberi ASI eksklusif, akan 25X lebih jarang menderita diare fatal/menyebabkan kematian (Huffman 1990). 
  • Persentase bayi dirawat di rumah sakit karena diare dapat dicegah sebesar 53% setiap bulannya denganpemberian ASI eksklusif (Quigley 2007). 
  • Bayi yang selalu diberi ASI selama 6 bulan atau lebih akan lebih jarang menderita kanker (leukemia, limfoma maligna) (Martin 2005, Bener 2001). 
  • Pemberian ASI mengurangi risiko diabetes/kencing manis (Owen 2006). 
  • Bayi yang diberi ASI eksklusif lebih terlindungi dari penyakit infeksi telinga tengah (Sabirov 2009). 
  • Bayi prematur dengan berat lahir sangat rendah atau dibawah rata-rata yang mendapatkan ASI secara eksklusif dapat terhindar dari risiko ROP/ Retinopathy of Prematurity (Manzoni 2013). 
  • Pemberian ASI secara eksklusif selama 3 hingga 5 bulan akan mengurangi risiko obesitas/kegemukan sebesar 35% pada masa datang (usia 5–6 tahun) (Carol 2003). 
  • Pemberian ASI mengurangi risiko bayi kekurangan gizi (Pediatrics 115, 2005). 
  • Pemberian ASI mengurangi risiko terserang penyakit jantung serta pembuluh darah (Owen 2002).
  • Bayi yang selalu diberi susu formula akan didapati konsentrasi kolesterol jahat (kolesterol LDL ) akan lebih tinggi serta kolesterol baik (koleserol HDL) yang lebih rendah. LDL yang tinggi merupakan salah satu faktor risiko pemicu penyakit kardiovaskular (Owen 2002). 
  • Bayi prematur yang menerima ASI memiliki tekanan darah yang lebih rendah 13–16 tahun kemudian dibandingkan bayi yang terlahir secara prematur yang menerima susu formula (Singhal 2001). Memicu Penyakit NEC (infeksi dan peradangan yang dapat mengakibatkan kerusakan usus atau bagian dari usus) yang umum diderita bayi prematur dan sering menyebabkan kematian dapat dicegah dengan pemberian ASI (Gephart 2012). 
  • ASI akan melindungi bayi dari celiac disease/kelainan autoimun ketika penderita mengonsumsi makanan yang memiliki kandungan gluten, akan menyebabkan kerusakan usus halus (Ivarsson 2002, Akobeng 2006). 
  • ASI mengurangi risiko bayi terkena infeksi dari bubuk susu formula yang tercemar (misalnya terhindar dari bakteri E .Sakazakii) (Hunter 2008). 
  • Menyusui mengurangi risiko SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) sebesar 50% (Vennemann 2009). 
  • ASI mencegah kerusakan gigi, misalnya gigi keropos dan kelainan susunan gigi geligi atas dan bawah (maloklusi) yang berhubungan dengan bentuk rongga mulut/rahang (Agarwal 2012, Labbok 1987). 

Adapun Keunggulan ASI lainnya, antara lain: 


Image courtesy of Serge Bertasius Photography at FreeDigitalPhotos.net

ASI yang diberikan akan selalu dalam keadaan bersih dari payudara ibu. ASI yang dapat lansgung diberikan dengan kata lain tersedia kapan pun dan dengan suhu yang tepat. Mudah dicerna dan diserap oleh tubuh bayi. Dapat membantu perkembangan gigi dan rahang bayi karena bayi mengisap ASI dari payudara. Kontak kulit dengan kulit (skin to skin contact ) antara bayi dan ibu saat menyusui menciptakan kedekatan/ikatan, serta perkembangan psikomotorik dan sosial yang lebih baik. 

Manfaat menyusui secara eksklusif dibandingkan dengan yang tidak eksklusif (parsial) diketahui pada 1984 dan terus dilakukan penelitian hingga tahun 2007 (Quigley 2007).

Penelitian yang dipublikasikan bulan April 2007 tersebut menyatakan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif lebih dapat terhindar dari perawatan di rumah sakit akibat penyakit diare dan infeksi saluran pernapasan dibandingkan bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif (disusui secara parsial/ mix feeding). 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan asupan ASI juga memiliki kemampuan kognitif serta kecerdasan yang secara umum akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan anak yang tidak mendapatkan ASI. 

Beberapa penelitian tersebut, antara lain: 


Image by Serge Bertasius Photography

# AAP (American Academy of Pediatrics) dalam jurnalnya yang dipublikasikan tahun 1998 memaparkan hasil penelitian mengenai hubungan lama waktu menyusui dengan kemampuan kognitif. Data dikumpulkan sejak anak lahir hingga berusia 18 tahun dengan jumlah sampel lebih dari 1.000 anak. Kesimpulannya adalah menyusui berhubungan dengan peningkatan (walau kecil, dapat terdeteksi) kemampuan kognitif anak dan keberhasilan anak di bidang pendidikan. 

# Richards, et al (2002) di Inggris melakukan penelitian terhadap 1.736 anak. Hasilnya, anak yang diberi ASI menunjukkan pencapaian pendidikan yang lebih tinggi (hasil tidak bergantung pada latar belakang sosial ekonomi). 

# Mortensen EL, et al: JAMA (2002) menyatakan hasil penelitian terhadap 3.253 anak di Denmark: Nilai IQ anak yang disusui kurang dari 1 bulan 5 poin lebih rendah dari anak yang disusui selama 7–9 bulan. Terdapat korelasi antara lama pemberian ASI dengan tingkat IQ. 

# Belfort MB, et al: JAMA (2013) menyatakan hasil penelitian sejak tahun 1999 hingga 2002 dilanjutkan hingga anak berusia 7 tahun: Menyusui dengan jangka waktu yang lebih lama berhubungan dengan hasil tes intelegensia dan kemampuan bahasa yang lebih tinggi. 

Jadi, masihkah Bunda ragu dengan  manfaat ASI khususnya ASI eksklusif  ?


      edit