Perhatikan Hal Ini Saat Anda Tidur Bersama bayi
Kehadiran buah hati yang pertama tidak dipungkiri lagi akan menambah kebahagiaan keluarga kecil ayah dan bunda. Bersiaplah mendengarkan suara kecilnya, deraian tawa cerianya, dan tingkahnya yang menggemaskan dari hari ke hari. Perhatian ayah dan bunda pun akan tercurahkan kepada si bintang kecil, mulai dari perawatan sehari-hari, perkembangan kemampuannya, dan pertumbuhan fisiknya.
Tidur Bersama Bayi
Image courtesy of kdshutterman at FreeDigitalPhotos.net
Sangat dianjurkan untuk ibu yang menyusui agar tidur bersama bayinya, baik dalam satu tempat tidur atau pun dalam satu kamar. Ada banyak alasannya, antara lain agar ibu bisa dengan mudah dan cepat memberikan susu setiap kali bayi terbangun.
Coba bayangkan bagaimana jika kamar bayinya terpisah ?
Selain itu berdasarkan hasil penelitian, ibu menyusui yang tidur bersama dengan bayinya, maka produksi ASInya akan menjadi lebih lancar, lebih lama menyusui, sehingga bayi akan lebih banyak mendapat ASI.
Akan tetapi bagi ibu yang terlalu lelah bekerja, tidak dianjurkan untuk tidur bersama bayinya. Karena kemungkinan saat beristirahat sehabis lelah bekerja, ibu menjadi tidak waspada dan tidak sadar di mana posisi bayi dan bayi bisa tergencet tubuh ibu. Begitu juga dengan ibu yang sedang sakit dan habis minum obat sehingga mengantuk, maupun ibu pengguna obat-obatan, atau ibu yang alkoholik.
Jika ada anak yang lebih besar tidur bersama dengan ibu, lebih baik bayi tidak tidur bersama dalam satu tempat tidur karena dikhawatirkan anak yang lebih besar dapat mencederai bayi tanpa sengaja.
Saat Ibu tidur bersama bayi, coba rapatkanlah tempat tidur ke dinding. Jika menggabungkan dua buah kasur, pastikan tidak ada celah atau lubang yang terbuka di antara kedua kasur, sehingga bayi tidak akan tergelincir dan masuk ke dalam lubang atau celah.
Jika bayi tidur terpisah dengan orangtua, bisa menggunakan keranjang bayi (baby box) yang kecil. Jangan terlalu banyak mengisi keranjang bayi dengan mainan, boneka, maupun bantal. Karena jika boneka terjatuh menimpa muka bayi, maka akan mengganggu jalan pernapasannya dan membuatnya sesak napas.
Akan tetapi bagi ibu yang terlalu lelah bekerja, tidak dianjurkan untuk tidur bersama bayinya. Karena kemungkinan saat beristirahat sehabis lelah bekerja, ibu menjadi tidak waspada dan tidak sadar di mana posisi bayi dan bayi bisa tergencet tubuh ibu. Begitu juga dengan ibu yang sedang sakit dan habis minum obat sehingga mengantuk, maupun ibu pengguna obat-obatan, atau ibu yang alkoholik.
Jika ada anak yang lebih besar tidur bersama dengan ibu, lebih baik bayi tidak tidur bersama dalam satu tempat tidur karena dikhawatirkan anak yang lebih besar dapat mencederai bayi tanpa sengaja.
Saat Ibu tidur bersama bayi, coba rapatkanlah tempat tidur ke dinding. Jika menggabungkan dua buah kasur, pastikan tidak ada celah atau lubang yang terbuka di antara kedua kasur, sehingga bayi tidak akan tergelincir dan masuk ke dalam lubang atau celah.
Jika bayi tidur terpisah dengan orangtua, bisa menggunakan keranjang bayi (baby box) yang kecil. Jangan terlalu banyak mengisi keranjang bayi dengan mainan, boneka, maupun bantal. Karena jika boneka terjatuh menimpa muka bayi, maka akan mengganggu jalan pernapasannya dan membuatnya sesak napas.
Perlukah Bayi Menggunakan Tempat Tidur yang Terpisah ?
Sediakan
tempat khusus untuk tidur bayi. Untuk bayi baru lahir bisa berupa
keranjang bayi atau box bayi. Bila bayi tidur bersama ibunya, tempat
tidur bayi ini dipakai pada saat ibu sedang ada kegiatan lain.
Yang
terpenting adalah tempat (atau kasur) yang datar, padat, dan jangan
terlalu empuk karena bayi bisa melesak masuk ke dalam kasurnya. Pastikan
juga tidak ada benda-benda ditempat tidurnya selain bantal dan
selimut, agar tidak menutupi saluran napas bayi saat sedang tidur, dan
tidak ada celah yang membuat bayi terperangkap di dalamnya.
Pada Usia Berapa Bayi Bisa Tidur di Ruangan Terpisah Dengan Orangtua ?
Image courtesy of phaendin at FreeDigitalPhotos.net
Bayi yang baru lahir perlu membina ikatan dengan orangtua nya, terutama dengan ibunya. Sehingga sampai usia 6 bulan pertama, sebaiknya bayi tidur bersama orangtuanya. Jika ingin tidur terpisah, bisa mulai dicoba saat bayi berusia 1–1,5 tahun
Perlukah Bantal Khusus Untuk Bayi ?
Sebenarnya penggunaan bantal tidak dianjurkan untuk bayi, karena bantal yang tidak tepat bisa membuat saluran napas bayi tertekuk dan menghalangi jalan napasnya. Sulit menentukan ketebalan bantal yang pas dan aman untuk bayi. Bentuk belakang kepala bayi yang agak menonjol sebenarnya sudah cukup untuk menjaga agar saluran napasnya tetap lurus dan tidak tertekuk.
Bila menggunakan bantal sebaiknya gunakan bantal yang tipis atau bantal donat (bagian tengahnya bolong) sehingga bisa menjaga posisi kepala bayi agar tidak bergerak kemana-mana.
Bila menggunakan bantal sebaiknya gunakan bantal yang tipis atau bantal donat (bagian tengahnya bolong) sehingga bisa menjaga posisi kepala bayi agar tidak bergerak kemana-mana.
Selimut yang Bagaimana yang Dianjurkan Untuk Bayi ?
Penggunaan selimut ditentukan oleh keadaan cuaca di lingkungan Anda. Kalau cuacanya dingin, maka pakaikanlah selimut kepada bayi.
Cara penggunaan selimut yang baik adalah dengan memasukkan tepian selimut ke bawah kasur atau ke bawah tubuh bayi (seperti bedong), agar selimutnya tidak bergerak dan tidak menutupi jalan pernapasan bayi.
Jaga agar selimut tidak mengikat bayi terlalu ketat, supaya bayi masih bisa menggerakkan badannya, menggunakan bantal sebaiknya gunakan bantal yang tipis atau bantal donat (bagian tengahnya bolong) sehingga bisa menjaga posisi kepala bayi agar tidak bergerak kemana-mana.