Tampilkan postingan dengan label Anak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Anak. Tampilkan semua postingan

Minggu, 18 Desember 2016

Published 13.16.00 by Admin

Kolik Pada Bayi - Cara Mengatasi Kolik Pada Bayi

Kolik pada Bayi


Bayi yang menangis sambil menjerit keras, tetapi segera berhenti setelah disusui atau diganti popoknya adalah hal biasa. Namun, jika bayi menjadi sangat rewel dan menangis tanpa henti selama berjam-­jam, apakah hal itu normal ? Jika bayi Anda mengalami hal ini, mungkin saja ia mengalami kolik.

Selain menangis seperti kesakitan, kolik kadang-­kadang di sertai dengan gerakan lengan dan tungkai meronta­-ronta dan kentut berlebih. Penyebab kolik belum jelas diketahui. 

Banyak teori yang mencoba menerangkannya, seperti kemungkinan alergi protein susu sapi, bayi terlalu banyak menelan udara saat menangis sehingga perutnya kembung, dan kemampuan sistem saraf yang masih belum berkembang sempurna, tetapi tidak satupun yang menjelaskan dengan baik. 

Sekitar seperlima bayi mengalami kolik, dengan usia tersering 2–4 minggu, dan akan menghilang ketika berusia 3–4 bulan
Berapa Lama Bayi Tidur ?

Bayi baru lahir membutuhkan 16-20jam sehari untuk tidur. Banyaknya waktu yang digunakan untuk tidur ini karena “jam tubuh”­nya yang belum sempurna dan frekuensi menyusui yang cukup sering sehingga bayi akan sering terbangun. Seiring dengan bertambahnya usia, jam tidur dalam 24 jam akan berkurang dan bayi akan tidur lebih lama dalam tiap episode tidurnya.

Berikut Beberapa Hal yang Dapat Orangtua Lakukan ketika Menghadapi Bayinya Kolik


• Meskipun belum jelas hubungannya, ibu yang menyusui bayi dapat menghindari produk susu, kafein, bawang, dan kubis dari makanannya, bila bayinya mengalami kolik yang berulang.

• Saat kolik berlangsung, atur jarak pemberian ASI paling cepat tiap dua jam untuk menghindari minum terlalu banyak.

• Gendong bayi dan ajak berjalan­-jalan, agar ia merasakan goyangan lembut.

• Nyalakan kipas angin, mesin cuci, pengering rambut, atau alat elektronik yang mengeluarkan bunyi berirama konstan dengan volume yang tidak keras untuk mengalihkan perhatian sang bayi dan menenangkannya.

• Boleh memberikan empeng, jika bayi menyukainya. Namun, perlu diingat, meneruskan kebiasaan menggunakan empeng mempunyai dampak negatif.

• Letakkan perut bayi di atas lutut ibu dan usap-­usap punggungnya.

• Jika ibu/ayah yang mengasuh bayi yang sedang mengalami kolik sampai mengalami stres mendengarkan tangisan bayinya, serahkan bayi pada orang lain untuk dijaga sementara. Jangan sampai Anda mengguncang­-guncang tubuh bayi yang mengalami kolik karena tidak tahan menghadapi kolik bayi Anda.


Jika Anda merasakan ada sesuatu yang tidak normal di luar kolik, maka segera konsultasikan ke dokter.


Read More
      edit
Published 12.56.00 by Admin

Bayi Baru Lahir - Normalkah Bayi saya ?

Bayi Baru Lahir - Permasalahan Umum Yang Sering Dijumpai Pada Bayi


Umumnya, perut bayi terlihat lebih buncit dibandingkan dengan anak yang lebih besar jika dibandingkan dengan proporsi dadanya, dan ini adalah kondisi yang normal.

NORMAL ATAU TIDAK, YA ?


 Permasalahan Umum Yang Sering Dijumpai Pada Bayi
Image courtesy of Serge Bertasius Photography at FreeDigitalPhotos.net

Berikut beberapa keadaan pada bayi yang sering kali dianggap abnormal, padahal sebenarnya normal, atau sebaliknya. Mari kita bedakan antara mitos dan fakta.

 

Perut Kembung

Umumnya, perut bayi terlihat lebih buncit dibandingkan dengan anak yang lebih besar jika dibandingkan dengan proporsi dadanya, dan ini adalah kondisi yang normal. Perut teraba lunak dan cenderung lebih berisi setelah menetek/ minum susu. Kondisi yang abnormal atau tidak biasa adalah jika perut buncit/kembung disertai dengan tidak adanya buang air besar (BAB) lebih dari dua hari atau kondisi lainnya seperti muntah berulang. 

Perut juga teraba lebih keras. Kondisi ini bisa jadi karena sesuatu yang ringan seperti konstipasi atau banyak udara, atau yang lebih serius seperti sumbatan di saluran cerna. Segera konsultasikan ke dokter.

 

Kebiruan pada Tangan dan Kaki 

Kadang-­kadang, warna kulit dan kuku tangan dan bayi terlihat lebih biru dibandingkan bagian tubuh yang lain. Kondisi ini umumnya normal terjadi akibat oleh paparan suhu dingin. Jika suhu di sekitarnya menghangat atau bayi diselimuti, maka warna kulit akan kembali merah seperti semula. Bayi yang menangis dengan kencang juga dapat memunculkan warna kebiruan pada bagian wajah dan bibirnya yang akan segera menghilang setelah ia diam. 

Kondisi ini juga merupakan sesuatu yang normal dan sering kali tidak ada hubungannya dengan penyakit jantung bawaan. Namun, apabila bayi mengalami kebiruan pada bibir serta bagian tubuh lainnya disertai dengan sesak napas dan kesulitan menyusu, maka bisa jadi tanda penyakit jantung bawaan yang harus segera dikonsultasikan lebih lanjut.

 

Batuk Sehabis Minum Susu/Menetek 

Batuk seperti ini dapat dialami saat bayi sangat bersema ngat minum atau aliran ASI yang deras tidak diimbangi de ngan kecepatan bayi menelan. Bayi yang baru mulai belajar menyusu juga kadang mengalami hal ini. Keadaan ini akan mulai berkurang pada bayi setelah beristirahat sejenak, lalu akan melanjutkan lagi minumnya. 

Kebiasaan ini lama-kelamaan akan menghilang seiring bertambahny usia bayi , karena bayi sudah mulai terbiasa dengan pola minumnya. Jika bayi mulai mengalami batuk yang tidak kunjung berhenti atau bahkan  lebih parah lagi bayi mengalami sesak napas, atau muntah berulang sesudahnya, maka coba untuk mulai berkonsultasi ke dokter.

 

Napas Berbunyi “Grok­Grok” 

Saat bayi sedang tidur, kadang saat terjaga, kadang pula saat minum ASI, terdengar bunyi “grok­grok”. Apakah ia terkena infeksi sehingga mengalami pilek ? Apakah ia memiliki alergi terhadap kandungan ASI sehingga napasnya berbunyi sebagai bentuk reaksi alergi ? Apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan bunyi "grokgrok" ini ? 

Tahukah Anda, bunyi “grok­grok” pada bayi wajar terjadi, hal ini karena kemampuan bayi dalam menelan produksi ludah yang masih dalam tahap “belajar”. Seiring dengan berlanjutnya usia, maka ukuran saluran napas juga akan makin membesar dan kemampuan bayi dalam menelan ludah akan membaik.

Bayi juga termasuk nose­breather, yaitu cenderung bernapas melalui hidung, bukan mulut. Jika terdapat sedikit sumbatan seperti adanya ingus dan lendir, akan menyebabkan timbul nya bunyi. Terlepas dari kondisi ini, kebanyakan anak dengan napas yang kadang-­kadang berbunyi “grok­grok” tampak “tidak peduli/cuek” dengan kondisinya dan tidak tampak kesulitan bernapas (sesak) sama sekali. Maka tidak diperlukan penanganan khusus menghadapi keadaan ini. 

Pada beberapa kondisi seperti ingus yang mengering dan membuat gelisah bayi karena sulit bernapas, boleh saja diberikan tetes hidung yang berisi garam fisiologis (natrium klorida 0,9%).

 

Menangis Tanpa Henti 

Tidak semua tangisan bayi dapat diterjemahkan. Kadang, Anda merasa begitu yakin kalau bayi Anda telah kenyang minum ASI, popoknya tidak basah, tidak mengantuk,  dan tidak kedinginan, tetapi bayi Anda tetap saja menangis. Apakah bayi Anda mengalami kolik ? Ajak bayi Anda bermain dan bernyanyilah untuknya sambil digendong berjalan­-jalan.

Baca juga : Bayi Menangis Tanpa Henti, Kemungkinan Bayi Anda Mengalami Kolik, Bagaimana Mengatasinya ?

Jika bayi tetap menangis, coba perhatikan tubuhnya secara menyeluruh, apakah perutnya membuncit atau bayi muntah berulang, apakah ia sedang demam, atau pola tangisannya seolah mengalami nyeri. Jika bayi tidak berhenti menangis setelah berusaha ditenangkan maka kemungkinan bayi mengalami tanda-tanda yang berbahaya, segera konsultasikan ke dokter.


Read More
      edit
Published 04.44.00 by Admin

Bayi Kuning - Penyebab Bayi Kuning Saat Baru Lahir

Normalkah kuning pada bayi baru lahir ? Kapan harus disinar ?

 

Mengapa dokter meminta pemeriksaan bilirubin jika menjumpai bayi kuning ? 

Inilah beberapa pertanyaan yang sering timbul berkenaan bayi kuning.

 

Pelajari fakta-­faktanya! 


[1] Kuning pada bayi baru lahir disebabkan oleh kadar bilirubin (biasanya bilirubin indirek) yang tinggi. 

Akibat hati bayi belum mampu “membuang” bilirubin secara sempurna (saat bayi dala bentuk janin dalam kandungan, organ hati sang ibu yang membuang bilirubin bayi, tetapi setelah melahirkan, maka bayi harus melakukannya sendiri). Kadarnya yang melebihi ambang normal sehingga akan berdampak pada warna kuning pada kulit dan bagian putih (konjugtiva) mata. Kondisi ini disebut juga jaundice atau ikterus. 

[2] Umumnya, kuning terjadi secara berurutan dari kepala sampai ke kaki. 

[3] Sekitar 60% bayi mengalami kuning dan mayoritas dapat dikategorikan wajar/normal. 

Jika terjadi pada usia dua sampai empat belas hari. Kadar tertinggi bilirubin biasanya terjadi pada rentang usia 3-5 hari. Kuning yang tidak wajar/abnormal adalah bila kuning terjadi dalam 24 jam pertama kelahiran bayi, atau menetap sampai lebih dari dua minggu. Kondisi­-kondisi ini membutuhkanpemeriksaan darah untuk mengetahui kadar bilirubin total dan menentukan perlu atau tidaknya penanganan lebih lanjut. 

[4] Kadar bilirubin yang melebihi nilai normal membutuhkan terapi sinar (phototherapy). 

Pada kondisi ini sesuaikan dengan grafik yang dirilis oleh American Academy of Pediatrics. Bila tidak teratasi dengan terapi ini, atau saat pemeriksaan awal kadarnya sangat tinggi, mungkin tidak ditangani dengan terapi sinar atau transfusi tukar sesuai panduan) berisiko menimbulkan kernicterus, yaitu kerusakan otak akibat bilirubin yang menembus melewati sa­ war darah­otak.

Bayi akan mengalami kejang dan berisiko terjadi palsi serebral (keterbelakangan mental dan umumnya terjadi gangguan motorik) dan gangguan penglihatan/pendengaran yang sulit dikembalikan fungsinya. 

[5] Menjemur bayi untuk menghilangkan kuning 

Menjemur bayi untuk menghilankan kuning tidak direkomendasikan karena kadar sinar ultraviolet yang tidak terukur secara pasti dan juga dapat berpotensi kulit bayi akan terbakar sinar matahari.

Gambar di bawah adalah grafik yang dikeluarkan oleh American Academy of Pediatrics. Jika bayi Anda atau bayi kenalan Anda didiagnosis oleh dokter mengalami kuning, diperiksakan bilirubinnya dan disarankan harus mendapatkan terapi sinar, pastikan telah memenuhi kriteria yang ada



Gambar di atas adalah panduan (guide) kapan sebaiknya seorang bayi dengan rentang usia kehamilan ≥ 35 minggu baiknya mendapatkan terapi sinar.

Perhatikan ada tiga garis yang dimuat dalam grafik.

* Garis paling atas (titik-­titik putus) digunakan pada bayi yang terlahir dengan risiko rendah (lower risk), yaitu usia kehamilan ≥ 38 minggu (cukup bulan) dan bayi terlahir dengan sehat. 

* Garis di tengah-­tengah berupa garis­-garis putus digunakan untuk: 
  • bayi dengan risiko sedang (medium risk), yaitu usia kehamilan ≥ 38 minggu dengan faktor risiko seperti asidosis, sepsis/ infeksi berat, atau kadar albumin <3 g/dL) atau 
  • bayi yang terlahir baik dengan usia kehamilan antara minggu ke-35 sanmpai 37

* Garis paling yang bawah yaitu garis lurus utuh dinyatakan untuk bayi yang terlahir dengan usia kehamilan antara minggu ke-35 hingga 37 sehingga akan memiliki faktor risiko yang relatif sama seperti telah disebutkan. Panduan ini mengkhususkan terapi sinar menggunakan fototerapi intensif dengan nilai bilirubin total dalam satuan mg/dL (milligram per desiliter). 

Jika RS tempat bayi Anda dilahirkan menggunakan peralatan fototerapi konvensional (untuk mengetahuinya tanyakan jenisnya pada dokter di RS tempat Anda periksa), maka angka yang ada dikurangi 2­­3 mg/dL Sebagai contoh, misalnya anak Anda saat ini berusia 3 hari (sekitar 72 jam) dan didiagnosa kuning oleh dokter sehingga disarankan dilakukan pemeriksaan kadar bilirubin totalnya dan disarankan untuk mendapatkan terapi sinar.

 

Berapakah sebenarnya kadar bilirubin total yang mengindikasikan bayi harus disinar ? 

Bayi Anda adalah bayi yang terlahir sehat, berusia kehamilan cukup hanya memiliki fototerapi konvensional, maka bayi Anda terindikasi  mendapatkan terapi sinar apabila nilai bilirubinnya 14­16 mg/ dL. 

Jelas kan? Jadi, bila nilai bilirubin total bayi Anda 12 mg/ dL dan dokter meminta bayi Anda disinar, Anda punya alasan untuk menolaknya. Silakan diskusikan dengan dokter Anda. Grafik di bawah menjelaskan nilai yang menunjukkan indikasi bayi harus mendapatkan transfusi tukar. Cara membacanya hampir sama dengan grafik yan sebelumnya. Anda juga bisa mencoba http://bilitool.org yang memudahkan Anda menentukan nilai ini. Silakan membukanya!


Sumber Referensi:

American Academy of Pediatrics Subkomite Hiperbilirubinemia. Pengelolaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir bayi 35 minggu atau lebih ofgestation. Pediatrics 2004; 114; 297.
 
Maisels MJ, Bhutani VK, Bogen D, Newman TB, Stark AR, Watchko JF. Hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir bayi ≥ 35 weeks'gestation: update dengan klarifikasi. Pediatrics 2009; 124; 1193.
Read More
      edit

Sabtu, 10 Desember 2016

Published 05.25.00 by Admin

Mpasi - Kapan Sebaiknya Mpasi Diberikan, 6 ,7 atau 8 Bulan ?

Kapan Usia Dimulainya Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI)


Usia Dimulainya Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI)
Image courtesy of Serge Bertasius Photography at FreeDigitalPhotos.net

Usia optimal dimulainya pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) adalah saat bayi berusia 6 bulan. Sebelum tahun 2001, anjuran pemberian MPASI dapat dimulai saat bayi berusia 4 hingga 6 bulan. Seiring berkembangnya penelitian yang membuktikan bahwa pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan memberikan banyak manfaat bagi bayi dan juga ibu,
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan waktu optimal pemberian MPASI adalah saat bayi berusia 6 bulan.

Kesalahan Memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) Terlalu Dini

Banyak ibu dan ayah (umumnya, bila bayi adalah anak pertama) sangat bersemangat untuk segera memberikan MPASI karena dalam diri mereka ada perasaan bangga dan bahagia telah membuat pencapaian besar. Hal ini dapat memicu orangtua memberikan MPASI terlalu dini.

Selain itu, banyak ibu yang khawatir bayinya kelaparan karena terus-menerus menyusu. Orangtua juga memberikan MPASI dini karena bayi sudah menunjukkan ketertarikan terhadap makanan. Bayi yang rewel juga sering dihubungkan dengan kebutuhan bayi untuk menerima MPASI.

Selain itu, perkembangan bayi berikut ini juga sering dijadikan alasan pemberian MPASI sebelum bayi berusia 6 bulan.
  • Refleks bayi mendorong lidah saat mulut bayi disentuh berkurang sejak bayi berusia 4 bulan.
  • Bayi mulai menunjukkan kemampuan untuk duduk.
  • Bayi menunjukkan keinginan dan kemampuan meraih makanan serta memasukkan ke dalam mulutnya.
  • Bayi mulai tumbuh gigi.
  • Bayi mudah terganggu saat menyusu sehingga ketertarikan bayi untuk menyusu terlihat seperti berkurang.
Padahal, kesiapan bayi untuk menerima MPASI juga tergantung dari kematangan sistem pencernaan dan perkembangan bayi lainnya. Keluarga terdekat dan teman memiliki peran besar dalam menentukan waktu pemberian MPASI dan jenis makanan yang diberikan sebagai menu awal MPASI. Oleh karena itu, edukasi yang tepat kepada anggota keluarga lain dan lingkungan sangat penting, tidak hanya pada ibu dan ayah.

Berikut ini adalah bahaya atau kerugian memberikan MPASI terlalu dini


bahaya atau kerugian memberikan MPASI terlalu dini
Sumber : Key Message Booklet UNICEF 

[1] Bayi lebih rentan terkena berbagai penyakit.

[2] Saat bayi menerima asupan lain selain ASI, imunitas/kekebalan yang diterima bayi akan berkurang.

[3] Pemberian MPASI dini berisiko membuka pintu gerbang masuknya berbagai jenis kuman, apalagi bila MPASI tidak disiapkan secara higienis.

[4] Banyak penelitian menyatakan pemberian ASI eksklusif dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit, seperti penyakit infeksi telinga, penyakit saluran pencernaan, seperti diare dan pernapasan

[5] Berbagai reaksi muncul akibat sistem pencernaan bayi belum siap. 

Bila MPASI diberikan sebelum sistem pencernaan bayi sempurna untuk menerimanya, ada kemungkinan makanan tidak dapat dicerna dengan baik sehingga menimbulkan berbagai reaksi, seperti sembelit/konstipasi, diare, dan perut kembung atau ber-gas.

[6] Tubuh bayi belum memiliki protein pencernaan yang lengkap. 

Berbagai enzim seperti amilase (enzim pencerna karbohidrat) yang diproduksi pankreas belum cukup tersedia ketika bayi belum berusia 6 bulan. Begitu pula dengan enzim pencernaan karbohidrat lainnya (seperti maltase dan sukrase) dan pencerna lemak (lipase dan bile salts ).

[7] Bayi berisiko ceenderung menderita alergi pada makanan. 

Pemberian ASI eksklusif lebih lama menurunkan angka terjadinya alergi makanan. Pada usia 4–6 bulan, kondisi usus bayi masih “terbuka”. Saat itu, antibodi (sIgA) dari ASI masih bekerja melapisi organ pencernaan bayi dan memberikan kekebalan pasif, mengurangi terjadinya penyakit dan reaksi alergi sebelum penutupan usus terjadi. Produksi antibodi dari tubuh bayi sendiri dan penutupan usus terjadi saat bayi berusia 6 bulan.

[8] Bayi berisiko mengalami obesitas/kegemukan. 

Pemberian MPASI dini sering dihubungkan dengan peningkatan berat badan dan kandungan lemak di tubuh anak pada masa datang. Produksi ASI dapat berkurang. Makin banyak makanan padat yang diterima bayi makin tinggi potensi bayi mengurangi permintaan menyusui. Bila ibu tidak mengimitasi frekuensi bayi menyusu dengan memerah, produksi ASI dapat menurun. Bayi yang mengonsumsi makanan padat pada usia yang lebih muda cenderung lebih cepat disapih.

[9]  Persentase keberhasilan pengatur jarak kehamilan alami menurun. 

Pemberian ASI eksklusif cenderung sangat efektif dan alami dalam mencegah kehamilan. Bila MPASI sudah diberikan, bayi tidak lagi menyusu secara eksklusif sehingga persentase keberhasilan metode pengaturan kehamilan alami ini akan menurun.

[10] Bayi berisiko tidak mendapat nutrisi optimal seperti ASI. 

Umumnya bentuk MPASI dini yang diberikan berupa bubur encer/cair yang mudah ditelan bayi. MPASI seperti ini mengenyangkan bayi, tetapi nutrisinya tidak memadai.

[11] Bayi berisiko mengalami invaginasi usus/intususepsi. 

Invaginasi usus/intususepsi adalah keadaan suatu segmen usus masuk ke dalam bagian usus lainnya sehingga menimbulkan berbagai masalah kesehatan serius dan bila tidak segera ditangani dapat menyebabkan kematian. Penyebab pasti penyakit ini belum diketahui, tetapi hipotesis yang paling kuat adalah karena pemberian MPASI yang terlalu cepat.

 

Kapan Mulai Memberikan MPASI bagi Bayi Preterm/Prematur ?

Kapan Mulai Memberikan MPASI bagi Bayi Preterm/Prematur
Image courtesy of Serge Bertasius Photography

Sementara bayi lahir cukup bulan dan sehat menerima MPASI pada usia 6 bulan, bayi-bayi yang dilahirkan preterm/prematur memiliki waktu mulai MPASI yang berbeda. Hal ini disebabkan perkembangan bayi-bayi preterm/prematur dinilai bukan berdasarkan usia kronologis ( Chronological age /CH) atau usia aktual sejak bayi dilahirkan, melainkan berdasarkan usia koreksi ( Corrected age /CA) dan hal ini perlu diketahui oleh ibu dan ayah.

Secara umum, bayi preterm/prematur mulai diberi MPASI saat usia koreksinya (bukan usia kronologisnya) mencapai 6 bulan. 

Untuk menghitung usia koreksi, gunakan rumus berikut.

Usia koreksi = usia kronologis – (40 – usia kehamilan saat dilahirkan)

  • Contoh: Bayi A dilahirkan prematur pada tanggal 19 Maret 2014. Usia kehamilan saat bayi dilahirkan adalah 30 minggu berdasarkan pemeriksaan USG. Pada tanggal 11 Juni 2014, usia kronologis bayi adalah 12 minggu.

Jadi, perhitungan usia koreksi adalah sebagai berikut.

  • Usia koreksi = usia kronologis–(40–usia kehamilan saat dilahirkan) = 12–(40–30)=2. 
Jadi, usia koreksi bayi adalah 2 minggu.
Tidak tepat jika ibu membandingkan perkembangan bayi preterm/prematur yang lahir pada usia kehamilan 30 minggu dengan bayi yang lahir cukup bulan, walaupun usia kronologis kedua bayi saat itu sama-sama berusia 6 bulan.

 

Tanda-Tanda Bayi Preterm/Prematur Siap Menerima MPASI

Dokter anak yang menangani bayi preterm/prematur perlu melakukan penilaian kesiapan bayi secara individual dalam menerima MPASI, bukan hanya berdasarkan usia koreksinya. Berikut ini beberapa tanda bayi preterm/prematur siap menerima MPASI.

#1 Bayi tidak memiliki masalah menyusu.

#2 Dapat duduk dengan dukungan minimal.

#3 Telah memiliki kontrol leher dan kepala yang baik.

#4 Menunjukkan ketertarikan pada makanan.

#5 Bayi dapat mengambil suatu benda dan memasukkannya ke dalam mulut.

#6 Membuat gerakan mengunyah.

#7 Berkurangnya refleks mendorong lidah.

#8 Dapat mengatur dan memberi tanda bila kenyang seperti menarik / menjauhkan kepala dari payudara ibu, menutup mulut ketika ditawarkan menyusu, atau mendorong keluar ASI / PASI (Pengganti ASI) yang telah masuk ke dalam mulut.

Semoga Bermanfaat...
Read More
      edit

Senin, 14 November 2016

Published 00.32.00 by Admin

Obesitas Pada Anak : Penyebab, Mencegah dan Mengobati Obesitas Anak

Banyak orangtua bangga dan senang jika anaknya yang masih kecil nampak gemuk. Selain terlihat lucu dan menggemaskan, tubuh gemuk dianggap menggambarkan kecukupan gizi. 

 Obesitas Pada Anak

Padahal tidak demikian kenyataannya, karena anak yang gemuk belum tentu sehat. Terlalu gemuk (obesitas) justru menyebabkan anak menjadi terhambat dalam melakukan aktivitas fisik. Bahkan, terlalu gemuk juga bisa memunculkan banyak masalah kesehatan dan sosial pada anak. 

Penyebab Obesitas/Kegemukan Pada Anak

Ada beberapa kombinasi faktor penyebab obesitas/kegemukan, dan salah satunya adalah faktor kegemukan (obesitas) adalah keturunan. Apabila salah satu ataupun kedua orangtua mengalami obesitas, biasanya anak-anak mereka cenderung kelebihan berat badan juga. 

Sedangkan Obesitas (kegemukan) pada anak yang orangtuanya tidak kelebihan berat badan biasanya bukan karena faktor keturunan tapi karena makan berlebihan. Kurang olah raga dan aktivitas fisik juga bisa menyebabkan kegemukan karena kalori yang tidak terpakai diubah menjadi lemak.

Hati-hati Memilih Snack 

Jangan terkecoh dengan tulisan ”bebas lemak” pada kemasan snack (makanan ringan/camilan) yang beredar di pasaran. Banyak kue, biskuit, dan ice cream yang mencantumkan embel-embel ”bebas lemak”. Biasanya orangtua akan langsung memilihnya untuk diberikan pada anak. Orangtua jadi tidak khawatir dan membolehkan anaknya mengonsumsi sebanyak-banyaknya karena takut anaknya mengalami obesitas / kegemukan. 

Padahal, bebas lemak belum tentu rendah kalori. Kalori yang berlebihan dan menumpuk akan diubah menjadi lemak. Oleh karena itu, orangtua harus hati-hati memilih snack. Jika kita mempunyai waktu luang, alangkah lebih baiknya jika kita membuat sendiri snack untuk makanan selingan anak daripada membiarkan anak jajan di luar.

Batasi Konsumsi Gula

Biasakan anak-anak untuk mengonsumsi air putih sebanyak 8-10 gelas sehari. Kurangi dan batasi minuman manis seperti sirup, teh manis, dan lain-lain karena dapat menyebabkan obesitas / kegemukan. Para pakar gizi memang sepakat kalau jus buah (yang asli dari buah segar 100%) layak dikonsumsi anak-anak, tapi orangtua harus tetap membatasi takaran dan frekuensi (keseringannya) supaya tidak berlebihan. 

Kebanyakan orangtua mengira bahwa jus buah adalah minuman yang sehat karena terbuat dari bahan-bahan alami dan bebas lemak, sehingga orangtua merasa tidak perlu membatasi konsumsi jus buah. Padahal, ada kebiasaan menambahkan gula pasir atau susu kental manis pada jus buah yang menyebabkan kandungan gula pada jus buah meningkat. 
Hal ini bisa memicu terjadinya obesitas/kegemukan dan berbagai macam gangguan kesehatan. Parahnya lagi, sebagian orangtua menyamakan jus buah dengan minuman olahan (minuman kemasan)  yang diberi rasa dan aroma buah (bukan buah asli). Padahal, minuman olahan ini mengandung kalori yang sangat tinggi dan sangat sedikit mengandung vitamin atau zat gizi lainnya. 

Maka, sebagai orantua yang bijak, lebih baik kita membuat jus buah sendiri daripada memberikan minuman olahan yang tidak asli dari buah. Selain itu, akan lebih baik lagi jika kita membiasakan anak kita memakan buah asli secara langsung (tanpa dibuat menjadi jus) karena lebih segar dan alami.

TIPS MENCEGAH DAN MENGATASI OBESITAS/KEGEMUKAN PADA ANAK

Beberapa kiat yang bisa kita praktekkan untuk mencegah dan mengatasi obesitas pada anak, antara lain :
  • Berikan ASI pada anak-anak kita. Anak yang semasa bayinya diberi ASI ternyata mempunyai kemungkinan lebih kecil untuk mengalami obesitas dibanding dengan yang tidak diberi ASI. Bagi ibu yang tidak menginginkan anaknya mengalami obesitas/berat berlebih, maka bisa melakukan pencegahan sejak anak masih bayi, yaitu dengan memberikan ASI kepada bayinya. Dianjurkan untuk menyusui ASI eksklusif yaitu ASI saja tanpa makanan tambahan lain selama 6 bulan. Setelah usia bayi 6 bulan, ibu bisa memberikan tambahan berupa makanan pendamping ASI (MPASI) dengan tetap memberikan ASI hingga anak genap berusia 2 tahun.
  • Pilih makanan sehat untuk keluarga. Hindari fast food (makanansiap saji) dan snack yang tinggi kalori, tinggi lemak, dan banyak mengandung MSG/Monosodium Glutamat (vetsin, penyedap rasa). Memasak makanan sendiri tentu lebih terjamin kebersihan dan kesehatannya.
  • Biasakan sarapan pagi. Kebiasaan sarapan pagi sangat baik untuk kesehatan dan kelancaran aktivitas seharian. Dengan sarapan, kita bisa mempertahankan kadar gula dalam darah sehingga keinginan ngemil atau jajan bisa ditekan. Apalagi bagi anak sekolah, sarapan pagi sangat bermanfaat membantu anak untuk lebih berkonsentrasi saat mengikuti pelajaran di sekolah.
  • Jangan biasakan jajan. Beri pengertian kepada anak supaya tidak berlebihan saat jajan. Akan lebih baik lagi jika kita membawakan bekal dari rumah untuk anak kita ketika sekolah (seperti kue-kue atau nasi dan lauk masakan sendiri). Selain kurang terjamin kebersihan dan kesehatannya, kebiasaan jajan juga akan menghilangkan selera makan anak terhadap makanan yang sudah disiapkan ibu di rumah karena anak sudah terlanjur kenyang dengan snack yang dibelinya.
  • Tingkatkan serat. Masukkan lebih banyak sayur dan buah pada menu makan keluarga. Anak-anak membutuhkan vitamin dan zat gizi yang terkandung pada sayur dan buah. Kandungan seratnya yang tinggi juga sangat baik untuk pencernaan.
  • Ajak anak-anak melakukan aktivitas fisik. Kurangnya aktivitas fisiklah yang bisa menyebabkan obesitas (berat berlebih) pada anak. Jauhkan anak-anak kita dari televisi dan aneka macam permainan seperti video game, play station, dan lain-lain yang berdampak buruk pada fisik dan kejiwaan mereka. Kita bisa melakukan olahraga bersama anggota keluarga seperti berenang, bersepeda, jalan santai, dan lain-lain. Disamping itu, kita juga bisa melibatkan anak ketika membersihkan dan menata rumah. Biarkan anak melakukan pekerjaan semampunya, tawarkan pekerjaan yang ringan namun cukup untuk membuatnya menggerakkan tubuh sehingga dapat membakar kalori tubuhnya.
  • Beri dukungan. Jangan mengejek atau memberi tekanan pada tubuh anak yang gemuk dan jangan paksa anak untuk menurunkan berat badannya, tapi berikan support serta dukungan dengan cara menciptakan kondisi yang nyaman. Jika ingin anak kita makan dengan makanan yang sehat maka jangan menaruh snack di leamri atau memberinya uang jajan secara berlebih.
  • Ajari anak mengendalikan rasa lapar. Anak yang mengalami obesitas umumnya tidak dapat mengendalikan nafsu makannya. Ajarkan anak untuk makan hanya ketika merasakan lapar.


Read More
      edit

Minggu, 13 November 2016

Published 23.41.00 by Admin

Manfaat ASI Pada Bayi Dan Balita Yang Jarang Diketahui

Manfaat ASI (Air Susu Ibu) Pada Bayi / Balita

 Manfaat ASI (Air Susu Ibu)

Minum ASI atau air susu ibu memilki banyak sekali manfaat pada bayi / balita. Berikut beberapa manfaat pemberian ASI untuk bayi dan balita

Mata, Kandungan Lutein, singomielin, ganglioseda pada ASI baik untuk retina mata dan membantu penglihatan menjadi normal, aktivitas visual bayi ASI lebih tinggi dibanding bayi sufor.
Mulut, bayi yang mengonsumsi ASI jarang membutuhkan perawatan ortodontik juga langka mengalami maloklusi atau pertumbuhan abnormal gigi rahang atas-bawah hal ini karena aktivitas mengisap puting mendukung pertumbuhan otot wajah selain itu perubahan rasa ASI pun memberinya pengalaman rasa gelap membantunya beradaptasi dengan makanan padat.

Kulit, ASI bersifat hipoalergenik atau rendah pencetus alergi kandungan protein whey-nya membentengi tubuh dari eksim dan masalah kulit lainnya

Sistem Pernapasan, manfaat lainnya bayi akan jarang mengalami infeksi saluran nafas radang paru dan influenza hal ini karena ASI kaya akan kandungan antibodi dan bekerja ibarat vaksinasi alami

Jantung dan Peredaran Darah, bayi ASI rendah risiko mengalami hipertensi, penyakit kolesterol dan kencing manis. Pada saat dewasa sistem imun ASI memperkuat kerja vaksin selain itu ASI juga mengurangi risiko kanker pada bayi protein human Alpha-lactalbumin Made Letal To Tumor Cell pada ASI berfungsi memerangi 40 jenis kanker. 

manfaat Kandungan ASI dalam setiap 100 ml

Usus Besar, Hore bayi yang mengonsumsi jarang terserang atau bebas konstipasi  

Usus, bayi ASI cenderung terhindar dari diare, gangguan pencernaan gastrointestinal dan proctocolitis atau radang usus bawah akibat alergi protein. Kasus invaginasi atau kurus terpelintir yang dapat menyebabkan kerusakan saluran cerna justru ditemukan pada bayi yang diberi makanan tambahan (pisang bubur) terlalu dini.

Saluran Kemih, fakta membuktikan lebih sedikit kasus infeksi saluran kemih yang terjadi pada bayi ASI

IQ Menjadi Tinggi, kolesterol baik dan berbagai jenis lemak pada ASI mendukung pertumbuhan tisu pada jaringan saraf 

Telinga, resiko terjangkit infeksi telinga menjadi rendah sebab posisi vertikal alami ketika menyusui membuat cairan langsung masuk ke saluran mulut 

Tenggorokan Bayi, bayi yang mengonsumsi ASI kemungkinan lebih rendah di operasi amandel sebab daya tahan tubuhnya lebih baik sehingga jarang mengalami infeksi tenggorokan. 

Sistem Endokrin, bayi ASI cenderung terhindar dari penyakit diabetes termasuk pada ibu yang menyusui. 

Ginjal, pada bayi ASI terdapat unsur untuk bayi dengan komposisi yang pas. Hal itu membuat seluruh kandungan ASI terserap secara efisien tidak membebani ginjal. 

Usus Buntu, pada anak-anak yang musti di operasi usus buntu di temukan riwayat tidak mendapat ASI ketika bayi. Bayi ASI eksklusif beresiko lebih rendah mengalami apendisitis atau radang usus buntu sebab kandungan dan komposisi ASI sempurna untuk pencernaan dan lebih higienis.

Sendi dan Otot, penyakit radang sendi pada anak sangat jarang ditemukan pada anak ASI.

WHO yang merupakan badan kesehatan dunia merekomendasikan pemberian ASI eksklusif 6 bulan agar terhindar dari resiko alergi dan kurang gizi.
Read More
      edit

Jumat, 04 November 2016

Published 04.20.00 by Admin

Telur Ikan - Apa Manfaat Telur Ikan Untuk Anda, Simak Ulasannya

Telur Ikan  - Apa saja Manfaatnya Untuk Kesehatan

manfaat dan kandungan gizi telur ikan untuk kesehatan

Katasehat.com - Berbicara tentang telur ikan pastinya anda akan tahu asal makanan ini. Telur ikan merupakan salah satu makanan favorit dan banyak disukai di berbagai negara. Telur ikan dapat dikonsumsi dengan dua cara yaitu dengan langsung disantap atau dengan diolah terlebih dahulu menjadi masakan.

Selain dikonsumsi telur ikan juga dapat digunakan sebagai obat-obatan, apalagi kandungan omega-3 pada telur ikan termasuk tinggi sehingga sangat baik untuk kesehatan otak serta protein ang sangat baik untuk meregenerasi sel-sel jaringan kulit mati yang rusak.

Kandungan Nilai Gizi Telur Ikan

Selain memiliki kandungan omega-3 yang tergolong tinggi, telur ikan juga memilki kandungan nutrisi lainnya diantaranya kalium, magnesium, omega-6, Alfa retinol, kolin serta protein yang tentunya sangat baik untuk menjaga kesehatan tubuh serta untuk melawan berbagai penyakit.

Untuk lebih lengkapnya perhatikan kandungan nilai gizi telur ikan untuk per 100 gram telur ikan

  • Kalori = 204 kcl
  • Protein = 3,9 g
  • Karbohidrat = 0,6 g
  • Lemak Tak Jenuh Tunggal = 2,1 g
  • Lemak Tak Jenuh Ganda = 3,4 g
  • Omega-3 =
  • Omega-6 = 
  • Kalori = 169 kal
  • Lemak Jenuh = 0,6 g
  • Vitamin A = 145 IU
  • Vitamin D
  • Vitamin C
  • Vitamin B6  = 0,1 mcg
  • Vitamin E
  • Vitamin K
Dengan banyakanya kandungan nutrisi yang ada pada telur maka tidak heran jika telur ikan sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh Anda.

Manfaat Telur Ikan

Berikut berbagai manfaat telur ikan menjaga kesehatan tubuh Anda 

1. Menjaga Kesehatan Otak

Otak adalah salah satu bagian terpenting dari tubuh yang berfungsi untuk mengatur setiap aktivitas yang dilakukan. Jadi menjaga kesehatan otak tetap sehat sangat penting dan salah satu makanan yang mampu menjaga kondisi otak agar tetap sehta adalah telur ikan.

Telur Ikan mengandung asam lemak omega-3 atau sering juga disebut omega-3 sangat baik untuk mengatasi kondisi lupa atau susah mengingat khususnya bagi orang yang sudah lanjut usia. Omega-3 berperan untuk membantu perkembangan membran sel dalam sistem saraf. 

Karena tubuh tidak dapat menghasilkan omega-3 karena itu untuk memenuhi asupan omega-3 dapat dilakukan dengan mengkonsumsi telur ikan. Menurut American Dietetic Association and Dietitians of Canada menyatakan secara resmi merekomendasikan 20-35% dari energi harian harus berasal dari lemak makan, terutama pada konsumsi asam lemak omega-3.

2. Menjaga Kesehatan Tulang dan Gigi

Vitamin D diproduksi oleh tubuh setelah kulit terpapar sinar ultraviolet B (UVB) yang berasal dari matahari sayangnya aktivitas yang dilakukan tiap hari akan membuat Anda sulit mendapat asupan vitamin D yang cukup. 

Telur ikan mengandung vitamin D, fosfor, serta kalium , vitamin k yang terbukti mampu menjaga kesehatan tulang serta memperkuat serta menjaga kondisi gigi. 

Sebuah studi penelitian yang dilakukan pada tahun 2013 di Inggris menjelaskan bahwa Wanita yang memperoleh suplemen vitamin D yang cukup memiliki tulang lebih memperoleh asupan vitamin D yang cukup

Penelitian lainnya yang dilakukan di Norwegia pada tahun 2011 juga menyebutkan bahwa wanita yang memperoleh suplemen vitamin D memiliki tulang lebih padat pada akhir penelitian.

3. Menjaga Kesehatan Mata dan Kondisi Tubuh

Kandungan Vitamin A pada telur ikan diperacaya mampu menjaga kondisi penglihatan Anda.Satu porsi dari telur ikan mengandung setidaknya mengandung 1-6% vitamin A dari asupan yang dibutuhkan tubuh perharinya. 

Menurut Nutritional A, untuk Satu porsi telur ikan mengandung 1-6 % asupan harian yang direkomendasikan tergantung dari jenis ikan. Supplement ini akan sangat berguna dalam visi (penglihatan) orang, terutama disaat malam hari.

Tidak kalah pentingnya, vitamin C yang terdapat dalam telur ikan juga sangat baik menjada kondisi tubuh. Satu sendok makan telur ikan mengandung kurang lebih 4% vitamin C untuk memenuhi kebutuhan satu orang dewasa.

4. Mencegah Risiko Penyakit Kanker

Salah satu manfaat lainnya dari konsumsi telur ikan adalah mampu mencegah risiko penyakit kanker khususnya kanker usus besar, kanker prostat, dan kanker payudara.

Berdasarkan penelitian dari Kathryn Meier Professor of Pharmacy di Washington State University (Amerika Serikat), pada Penelitian terbaru ini membuktikan bahwa omega-3 dapat digunakan secara efektif sebagai obat antikanker.

5. Mencegah Anemia

Anemia adalah kondisi kurangnya asupan sel darah merah yang mana banyak faktor penyebab anemia. 

Dengan mengkonsumsi satu sendok makan telur ikan maka akan memnuhi asupun nutrisi di tubuh  hingga 11 % dari kebutuhan zat besi. Manfaat zat besi untuk tubuh yaitu mempromosikan oksigenasi dari darah serta otot, sehingga asupan zat besi dapat menyebabkan kelelahan, sakit kepala hingga jantung berdebar-debar yang akibat oleh penyakit anemia.

Adapun manfaat lain dari telur ikan diantaranya
  1. Menjaga kesehatan jantung seperti penyakit lemah jantung atau kegagalan jantung
  2. Mecegah penyakit Alzheimer (kondisi pikun yang dapat terjadi pada orang dewasa atau lansia)
  3. Menjaga tekanan darah tetap stabil
  4. Menjaga serta menyehatkan kondisi jantung
  5. Meningkatkan kadar hemoglobih di tubuh
Bagi Anda yang sedang menjalankan program diet garam atau sedang mencoba untuk tidak mengkonsumsi garam, maka telur ikan tidak baik dikonsumsi dalam porsi dalam jumlah yang banyak karena mengandung kadar sodium yang tinggi.

Read More
      edit

Rabu, 02 November 2016

Published 17.24.00 by Admin

Biang Keringat - Mengatasi Biang Keringat Pada Bayi / Orang Dewasa

Biang Keringat - Cara Mengatasi dan Mengobati "Biang Keringat" : Gejala, Penyebab, Pengobatan

 Cara mudah melawan biang keringat

Salah satu masalah kulit yang paling sering dialami anak-anak adalah biang keringat. Hampir semua anak pernah mengalaminya terutama ketika musim kemarau. Meskipun nampaknya sepele, namun biang keringat merupakan salah satu gangguan kulit pada anak yang cukup mengganggu. Anak menjadi tidak nyaman bahkan sering juga terjadi infeksi akibat garukan pada area yang terkena biang keringat. 

Apa saja penyebab dan cara mengobati biang keringat dan bagaimana mengatasinya dapat disimak pada artikel kali ini.

Bagaimana Proses Terbentuknya “Biang Keringat” ?


Biang keringat atau keringet buntet ( Jawa) di dalam dunia medis disebut “miliaria”. Masalah pada kulit yang satu ini sangat mengganggu dan bisa mengenai siapa saja. Anak-anak lebih rentan terkena biang keringat karena kulitnya yang masih sensitif. Area yang terkena biasanya di daerah leher, dada, bahkan terkadang meluas ke perut dan bagian-bagian tubuh yang lain. 

Secara sederhana, biang keringat bisa dijelaskan sebagai suatu proses penyumbatan pori kulit yang merupakan jalan keluar bagi keringat. Sumbatan yang terjadi akan menimbulkan bintik-bintik merah yang terasa gatal. Sumbatan bisa terjadi karena adanya kotoran, kuman, maupun keringat itu sendiri yang terserap kembali ke dalam pori.

Penyebab Biang Keringat 

Biang keringat sering muncul di sekitar dahi dan leher, juga mengincar bagian­bagian tubuh yang tertutup pakaian seperti dada dan punggung, serta bagian yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian. Bahkan beberapa kasus, timbul pada kulit kepala. Biang keringat biasanya terjadi ketika anak berkeringat lebih dari biasanya, seperti saat cuaca panas atau lembab.

Namun, tidak menutup kemungkinan biang keringat bisa terjadi di saat musim panas. Kondisi ini disebabkan ketika kelenjar keringat tubuh menjadi terhalang. Keringat berlebihan dapat menyebabkan keringat menjadi terperangkap di bawah kulit anak/bayi. Keringat terperangkap menyebabkan iritasi kulit dan mengalami ruam panas.

 

Bagaimanakah Gejala Biang Keringat Pada anak dan Orang Dewasa ?


Gejala biang keringat

Mulanya, tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh biang keringat adalah luka lecet dangkal atau dalam pada kulit. Kemudian, lama­-kelamaan luka itu akan menimbulkan benjolan merah pada kulit yang mungkin terasa gatal dan seperti berduri.

1. Awalnya keluar bintik­-bintik merah, mirip bintik air, lalu menjalar luas dan membentuk bercak kemerahan pada kulit. Biasanya terjadi pada bagian kulit yang tertutup pakaian atau pada lipatan kulit.

Keringat yang seharusnya keluar, mengalami hambatan, sehingga terjadi apa yang disebut biang keringat. Timbulnya Rasa gatal atau bintik­bintik, pedih dan kulit jadi kemerahan, serta munculnya gelembung gelembung kecil atau lenting yang berisi air.

2. Timbul pembengkakan kecil-­kecil diikuti gatal-gatal.

3. Biasanya pada anak-­anak/bayi terjadi di bagian dada, punggung, lilitan pinggang, ketiak, leher
dan lipatan paha.

Jenis-Jenis Biang Keringat

Terdapat 3 jenis miliaria digolongkan berdasarkan lokasi terjadinya sumbatan saluran keringat, yaitu miliaria kristalina, miliaria rubra, dan miliaria profunda. Jenis miliaria kristalina dan miliaria rubra bisa terjadi pada semua usia, namun lebih sering terjadi pada usia anak dan balita. Sedangkan miliaria profunda lebih sering terjadi pada dewasa dibanding pada usia anak dan balita.

1. Pada miliaria kristalina, sumbatan saluran keringat terletak di permukaan kulit yaitu di stratum korneum (lapisan kulit paling luar). Secara klinis tampak gelembung kecil berisi cairan jernih dengan ukuran 1-2 milimeter dan mudah pecah dengan penekanan. Jarang disertai peradangan dan biasanya tidak tidak menimbulkan keluhan (asimptomatis). 

Pada bayi sering dijumpai di kepala, leher dan tubuh bagian atas.

2. Pada miliaria rubra, sumbatan terletak lebih dalam dan secara klinis tampak bintil-bintil kemerahan dan gelembung kecil berisi cairan jernih dengan dasar kulit kemerahan. Berbeda dengan miliaria kristalina, miliaria rubra memberikan gejala yang sangat gatal dan perih. 

Pada bayi sering dijumpai di leher, lipat paha dan ketiak sedangkan pada dewasa timbul pada tempat-tempat yang mendapat tekanan atau bergesekan dengan pakaian.

3.  Pada Miliaria profunda, agak jarang terjadi kecuali di daerah tropis. Miliaria jenis ini biasanya timbul setelah miliaria rubra yang terjadi berulang. Secara klinis tampak bintil-bintil berwarna putih, keras dengan ukuran 1-3 milimeter tanpa rasa gatal dan peradangan. Karena letak sumbatan keringat yang lebih dalam maka lebih banyak berupa bintil-bintil daripada gelembung berisi cairan.

 

Bagaimana Cara Mencegah Terjadinya Biang Keringat ?


Meskipun biang keringat merupakan masalah kesehatan yang cukup sering terjadi dan dianggap sepele, namun ketika sudah terjadi akan sangat mengganggu dan menimbulkan ketidaknyamanan. Oleh karena itu, lebih baik kita mencegah daripada mengobati biang keringat.

Beberapa hal berikut ini bisa mencegah terjadinya biang keringat pada anak-anak kita :

•  Pilihkan pakaian yang bisa menyerap keringat dan sebaiknya terbuat dari bahan katun.

•  Segera mengganti pakaian yang sudah basah oleh keringat.

• Sebaiknya tidak memakaikan pakaian berbahan wol karena kurang menyerap keringat dan umumnya sering menimbulkan gatal pada kulit anak yang masih sensitif.

• Jika anak mengeluarkan keringat berlebih disarankan untuk mempersering frekuensi mandi, terutama menjelang tidur.

 

Bagaimana Cara Mengobati Biang Keringat ?

Biang keringat tidak memerlukan pengobatan khusus dan ruam biasanya hilang setelah beberapa hari. Menghindari panas dengan tinggal di tempat teduh dan mengenakan pakaian katun longgar akan membantu meringankan gejala biang keringat. Jaga senantiasa kulit anak/bayi tetap dingin dengan cara mandi, mandi juga akan membantu mencegah keringat berlebihan, berikan bedak tabur, atau bedak kocok, beberapa jam sehari juga akan memberikan bantuan yang cukup.

Bagaimana Cara Penanganannya 

1. Longgarkan pakaian anak atau melepaskannya, dan memindahkan dia ke ruang lapang atau tempat yang teduh.

2. Ambil bubuk henna dan buat pasta kental dengan air dingin. Gunakan campuran pasta ini untuk mendinginkan ruam panas yang menusuk. Namun, ini mungkin meninggalkan bekas yang memerah karena efek pewarnaan henna.

3. Mandi hangat dengan sedikit baking soda ­ 2 sendok teh per galon ­ juga dapat membantu mengatasi biang keringat.

4. Biarkan biang keringat berada di udara kering daripada menggosok dengan handuk

5. Usahakan jangan menggunakan salep atau krim pada biang keringat. Ini dapat membuat biang keringat makin buruk karena lembab.

6. Jika panas di malam hari, gunakan pendingin udara atau kipas angin di kamar bayi Anda. Langsung kipas dekat bayi Anda tetapi tidak langsung mengenainya. Atau letakkan kipas angin cukup jauh dari posisi bayi anda. Hal ini juga membantu agar bayi anda merasa nyaman dan tidak kedinginan.

7. Potonglah kuku bayi secara teratur agar tidak menggaruk jika biang keringat mulai terasa gatal. Anda juga bisa memakaikan bayi anda sarung tangan kecil agar ia tak menggaruk dirinya sendiri. Hal ini untuk mencegah biang keringat menjadi semakin parah dan mencegah iritasi pada kulit bayi anda.

8. Gunakan ramuan dari bubuk ketumbar dan bubuk cendana masing­-masing dua sendok makan. Tambahkan air mawar secukupnya untuk membuat pasta agak kental.

Oleskan pasta ini pada biang keringat lalu biarkan hingga kering sebelum anda membilasnya dengan air dingin. bubuk tawa dan air secukupnya untuk membuat ramuan berbentuk pasta dan oleskan pada biang keringat anda. Gunakan ramuan tepung jagung, tepung sereal dan air secukupnya untuk membuat pasta yang encer.

Oleskan ramuan ini pada kulit tubuh yang memiliki biang keringat. Biarkan hingga mengering baru dibilas dengan air dingin. Selain dapat mengobati biang keringat, tepung sereal (gram flour) juga berfungsi sebagai pengelupas (exfoliant) kulit wajah jika tepung sereal ini ditambah dengan air dan yogurt.


Read More
      edit
Published 03.46.00 by Admin

Obat Mimisan - Cara Mengatasi Mimisan Pada Anak Dan Orang Dewasa

Bagaimana Cara Mengatasi Mimisan Pada Anak Dan Orang Dewasa ?


 Cara Mengatasi Mimisan Pada Anak Dan Orang Dewasa
Cara Mengatasi Mimisan - Hampir semua orang pernah mengalami mimisan khususnya pada anak dan orang dewasa. Mimisan memang sering membuat siapa saja panik dan kaget saat mengalaminya.

Fakta Terkait Mimisan - Walaupun kebanyakan kejadian mimisan bisa berhenti sendiri dan tidak menimbulkan rasa sakit, namun kita tetap harus waspada jika mimisan berlangsung lama dengan jumlah darah yang banyak atau disertai dengan gejala lainnya. Mimisan ternyata juga bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan yang serius dan perlu mendapatkan penanganan lebih lanjut

Pertolongan Pertama Untuk Menghentikan Mimisan


Mengobati Mimisan - Ada beberapa langkah yang bisa kita tempuh untuk mengatasi terjadinya mimisan, yaitu :
  • Segera dudukkan penderita pada posisi tegak agar darah yang keluar berkurang dan tidak mengalir masuk ke paru-paru. Kalau keadaan penderita terlalu lemah, baringkan dengan meletakkan bantal di belakang punggungnya.
  • Tekan bagian tengah hidung sekitar 5-10 menit guna menutup pembuluh darah yang pecah supaya darah bisa segera dihentikan. Gunakan beberapa bongkah kecil es batu dan tempelkan di sekitar hidung agar pembuluh darah mengecil dan perdarahan segera berhenti.
  • Jika darah terus menerus keluar, gunakan kapas atau kain kassa steril yang telah digulung untuk menyumpal hidung. Namun jika tidak berhasil menghentikan hingga mimisan berlangsung lama (lebih dari 20 menit) maka segera bawa ketempat pelayanan kesehatan untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
  • Setelah darah berhenti mengalir, selama kurang lebih 3 jam, penderita diminta untuk tidak mendengus terlalu keras atau membuang ingus terlebih dahulu.

 Daun Sirih Untuk Mengatasi Mimisan


Cara Mengobati Mimisan - Sejak jaman dahulu, masyarakat kita telah memiliki “obat” mujarab untuk mengatasi mimisan, yakni dengan menggulung selembar daun sirih dan memasukkannya ke hidung. Biasanya, dalam sekejap aliran darah dari hidung akan terhenti. Lalu, bolehkah mengentikan mimisan dengan menggunakan daun sirih?

Mengobati Mimisan dengan daun sirih - Ternyata, cara tradisional ini bisa dibenarkan secara medis. Sebab, zat-zat alami yang terkandung dalam daun sirih memang terbukti bisa menghentikan mimisan. Namun, tentu saja cara ini hanya terbatas untuk mengatasi mimisan karena perdarahan anterior (depan) saja.

Kiat Mencegah Dan Mengatasi Mimisan Pada Anak Dan Orang Dewasa


Cara Mencegah, Mengobati, Mengatasi Mimisan - Ada beberapa kiat yang bisa kita praktekkan supaya tidak terjadi mimisan pada diri kita atau keluarga kita, yaitu :
  • Banyak mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C dan kalsium untuk memperkuat dinding pembuluh darah. Vitamin C banyak diperoleh dari buah-buahan berwarna seperti jeruk, tomat, strawberry, dan lain-lain. Sedangkan kalsium banyak terkandung dalam susu, keju, kedelai, dan lain-lain.
  • Tidak membuang ingus terlalu keras karena bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah hidung.
  • Mengurangi kebiasaan mengorek hidung supaya tidak melukai atau menyebabkan trauma hidung.
  • Menghindari asap rokok dan polusi udara.
  • Tidak melakukan aktivitas fisik secara berlebihan, apalagi yang dilakukan di bawah terik panas matahari.

Jangan Remehkan Mimisan Pada Anak Dan Orang Dewasa


Waspadai Bahaya Mimisan - Meski nampaknya ringan dan tidak berbahaya,.kita tetap harus mewaspadai terjadinya mimisan. Hal ini mengingat komplikasi (akibat lanjutan) dari mimisan bisa cukup serius. Perdarahan yang hebat bisa menyebabkan shock (turunnya tekanan darah secara mendadak) dan anemia (kurang darah). Menurunnya tekanan darah secara mendadak bisa menyebabkan infark miokard (penyakit jantung) yang bisa berakibat fatal.

Oleh karena itu, kita tidak hanya perlu mengatasi mimisan itu sendiri, tapi juga sebaiknya sebisa mungkin kita usahakan untuk mencegah mimisan, karena mencegah lebih baik daripada mengobati. 
Semoga bermanfaat



Kata Kunci Terkait :

Cara Mengatasi Mimisan
Cara Menghentikan Mimisan
Cara Mengobati Mimisan
Read More
      edit
Published 03.10.00 by Admin

Anak Sering Mimisan - Penyebab Mimisan Pada Anak?

Mengapa Hidung Sering Terjadi Mimisan ?


 Mengapa Hidung Sering Mimisan Khususnya Pada Anak?
Mimisan pada  anak dan orang dewasa bisa terjadi karena gerakan ringan yang tidak disengaja khususnya pada anak sehingga mengakibatkan pecahnya pembuluh darah di hidung. Penyebab lain yang cukup sering adalah alergi udara, seperti terlalu dingin atau terlalu panas. Kondisi ini akan semakin mudah terjadi saat mengalami influenza (flu). 

Mimisan yang disebabkan karena perdarahan anterior (depan) biasanya tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya. Perdarahan anterior terjadi karena kebiasaan mengorek hidung, terlalu lama menghirup udara kering (misalnya pada ketinggian atau ruangan ber-AC), terlalu lama terpapar sinar matahari, pilek, dan membuang ingus terlalu kuat.

Meskipun jarang terjadi , namun adakalanya mimisan khususnya pada anak dan orang dewasa terjadi karena adanya gangguan kesehatan yang cukup serius. Mimisan yang sering terjadi dan keluar darahnya cukup lama bisa juga merupakan gejala awal tumor pembuluh darah di hidung. Selain itu, leukemia atau kanker darah  bisa ditandai dengan adanya
mimisan. 

Mimisan yang terjadi pada orang dewasa dan anak yang berkali-kali bisa jadi karena reaksi yang muncul akibat rusaknya sistem pembekuan darah pada tubuh, Rusaknya fungsi pembekuan darah ini banyak terjadi karena kerusakan ginjal, liver (hati), atau hemofilia (kelainan yang ditandai dengan sulitnya menghentikan perdarahan akibat kurangnya faktor pembekuan darah dalam tubuh). Karena itu, saat hidung mengalami trauma ringan akan mudah terjadi perdarahan.

Mimisan yang berasal dari posterior (hidung bagian dalam) biasanya ditandai dengan perdarahan yang sangat banyak dan jarang bisa berhenti sendiri. Hal ini terjadi karena pecahnya pembuluh darah sfenopalatina yang berada di hidung bagian dalam. Beberapa penyebab mimisan posterior antara lain hipertensi, demam berdarah, tumor ganas hidung atau nasofaring, penyakit darah seperti leukemia, hemof lia, thalasemia (salah satu jenis anemia yang terkait faktor keturunan), kekurangan vitamin C dan vitamin K, dan lain-lain

Mengapa Hidung Mimisan Lebih Sering Terjadi Pada Anak ?

Mimisan bisa terjadi pada siapa saja tanpa mengenal usia. Namun, biasanya anak-anak yang lebih sering mengalami mimisan, karena jaringan anyaman pembuluh darah (pleksus kieselbach) anak masih sangat rentan sehingga mudah pecah. Jika pembuluh darah pada anak tersebut pecah, maka hidung akan mengeluarkan darah. 

Mimisan pada anak juga sering terjadi bila menghadapi perubahan cuaca, teriritasi gas yang merangsang, dan lain-lain. Misalnya, dari tempat yang panas ke tempat yang dingin atau menghadapi tekanan udara yang berubah. Mimisan pada anak kadang juga terjadi hidung kemasukan benda asing seperti biji-bijian atau benda kecil lain yang menimbulkan infeksi sehingga terjadi perdarahan.
Pada kasus ini mimisan pada anak biasanya dengan tanda-tanda keluar bau busuk dari lubang hidungnya. Namun setelah anak semakin dewasa, mimisan biasanya tidak terlalu sering terjadi karena pembuluh serta sel lendir pada rongga hidung sudah lebih kuat.

Mengapa Hidung Mimisan Harus Diwaspadai Khususnya Pada Anak


Walaupun kebanyakan kejadian mimisan biasanya ringan dan bisa berhenti sendiri, namun kita tetap harus waspada khususnya pada anak. Hendaknya kita  mewaspadai mimisan yang sering terjadi (lebih dari 3 kali dalam sebulan), keluarnya darah cukup lama (tidak berhenti dalam waktu ±20 menit), dan darah yang keluar juga sangat banyak (mengalir deras). Selain itu, kita juga harus waspada jika mimisan terjadi akibat pusing, karena hal seperti ini biasanya menandakan naiknya tekanan darah pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi).
Read More
      edit

Kamis, 20 Oktober 2016

Published 05.16.00 by Admin

Infeksi Saluran Kemih pdf - Apa Saja Obat Infeksi Saluran Kemih ?

Pengobatan Infeksi Saluran Kemih

 

Foto : Penyebab Infeksi Saluran Kemih

 

Apa itu Infeksi Saluan kemih

Infeksi saluran kemih (saluran pembuangan air seni) merupakan salah satu penyebab terjadinya demam pada anak yang kerap tidak terdeteksi, baik oleh orangtua maupun dokter.

Umumnya, orangtua membawa anak ke dokter dengan keluhan demam, dan setelah diperiksa dokter tidak menemukan kelainan apa pun selain demam. Kemungkinan besar anak tersebut menderita saluran kemih. Pada dasarnya, infeksi saluran kemih lebih sering menyerang anak perempuan, tetapi dapat juga terjadi pada anak laki-laki yang tidak (atau belum) disunat. Angka kejadian tertinggi didapatkan pada anak dibawah usia 2 tahun.

Saluran kemih merupakan suatu sistem penyaringan darah di dalam tubuh dan hasil akhirnya akan dikeluarkan dalam bentuk urine (air seni). Sistem ini terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra yang bermuara di alat kelamin. Infeksi saluran kemih biasanya berupa infeksi yang naik (ascendes infection), mulai dari uretra naik ke atas dan bisa mencapai ginjal.

Berdasarkan tempat terjadinya, infeksi saluran kemih dibagi menjadi dua, yaitu infeksi saluran kemih atas dan infeksi saluran kemih bawah. Infeksi saluran kemih biasanya disebabkan oleh bakteri seperti misalnya E.coli, Proteus, Stafilokokus.
 

Tanda Dan Gejala Infeksi Saluran kemih

Demam tanpa sebab yang jelas pada bayi berusia dibawah usia 3 bulan biasanya disebabkan oleh infeksi saluran kemih, dan umumnya demam (di atas 380C) hanyalah satun-satunya tanda yang muncul.

Pada anak yang lebih besar, selain demam tanda lainnya adalah anak menjadi cengeng, sakit perut, muntah atau diare. Selain itu, gejala lain yang sering muncul jika terjadi infeksi saluran kemih adalah sakit perut dibawah pusar, nyeri di sekitar pinggang, kesulitan buang air kecil, dan air seni yang berbau kurang sedap.

Tidak hanya itu umumnya nafsu makan anak yang terserang penyakit infeksi saluran kemih pun menurun. Pada anak yanng lebih besar, biasanya demam tidak terlalu tinggi (hanya sumeng saja) karena sistem imunitas tubuh anak yang sudah labih baik.

Pengobatan Infeksi Saluran kemih

Pemberian antibiotika adalah indikasi apabila diagnosis bila mengarah kepada infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotika diberikan dalam regimen, dosis, lama pemberian yang tepat sesuai anjuran dokter. Jangan memberikan antibiotika sembarangan pada anak, ada beberapa golongan antibiotika yang dapat digunakan untuk infeksi saluran kemih pada anak, yaitu :

  • Amoksilin  dan Asam Klavunalat dengan dosis 20-40 mg/kg berat badan per hari yang dibagi dalam 3 kali pemberian selama 14 hari
  • Trimetoprim dan Sulfametoksasol dengan dosis 20 mg/kg berat badan per hari yang dibagi dalam 2 kali pemberian selama 14 hari
  • Sefiksim (sefalosporin) dengan dosis 8 mg/kg berat badan per hari dibagi dalam 2 kali pemberian selama 14 hari
  • Sefaleksin  (sefalosporin) dengan dosis 20-50 mg/kg berat badan per hari yang dibagi dalam 14 kali pemberian selama 14 hari
Selain itu, dapat juga diberikan obat tambahan berupa obat pereda demam dan pereda sakit, seperti parasetamol, ibuprofen, dan piridium (analgesik saluran kemih).


Read More
      edit

Rabu, 19 Oktober 2016

Published 03.53.00 by Admin

Selesma - Pengertian, Penyebab, Gejala, dan Obat Selesma

Selesma - Selesma Adalah

Selesma - Selesma adalah
Foto : obatin

Pengenalan Penyakit Selesma

Selesma adalah penyebab demam yang kerap terjadi pada anak. Hampir setiap anak di indonesia bahkan mungkin seluruh anak di dunia pasti pernah mengalami selesma minimal dua kali sepanjang tahun, terutama ketika pancaroba (peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, atau sebaliknya), yaitu sekitar bulan april dan oktober.

Pada dasarnya, selesma atau flu (atau ada yang menyebutnya dengan istilah ISPA/ Infeksi Saluran Pernapasan Akut) merupakan penyakit ringan, tetapi kerap membuat anak absen dari sekolah hingga akhirnya ia ketinggalan pelajaran.

Penyebab Penyakit Selesma

Selesma Disebabkan oleh virus (terdapat hampir sekitar 200 jenis virus yang menyebabkan selesma) dan virus yang paling sering menyerang anak adalah rhinovirus, coronavirus, dan virus RSV (Respiratory Syncytial Virus). Virus ini dapat menular dengan mudah dari satu orang ke orang lain karena terbawa udara lewat bersin atau batuk dalam bentuk droplet. 

Droplet adalah bintik-bintik air kecil yang keluar ketika seseorang batuk atau bersin. Selain itu, virus juga dapat berpindah lewat kontak langsung, seperti bersalaman dengan seseorang yang sedang menderita selesma (misalkan si penderita habis menutupi tangannya sewaktu bersin). Jika anak sedang fit, penyebaran virus akan terbilang lebih sulit, tetapi jika fisiknya sedang lemah maka ia akan jadi sangat mudah untuk ditulari.

Perbedaan Penyakit Selesma Dengan Influenza

Selesma perlu dibedakan dengan influenza. banyak diantara kita yang menyamakan selesma dengan influenza . Berikut akan disajikan perbedaan antara selesma dengan influenza.

      1. Penyebab 

  • Selesma : 200  jenis virus (misalnya rhinovirus, coronavirus, virus RSV, dll)
  • Influenza : Virus influenza dengan beragam  strain ( misalnya : influenza A H1N1, flu burung H5N1, H3N2, dll)

      2. Cara Penularan Selesma

  • Selesma : Pada umumnya hanya dari manusia ke manusia
  •  Inluenza : Bisa dari manusia ke manusia, hewan ke manusia, hewan ke hewan atau kombinasi ketiganya

      3. Gejala Selesma

  • Selesma : Batuk, pilek, bersin-bersin,  hidung tersumbat, demam (bisa tidak ada atau ringan)
  • Influenza : Gejala lebih berat. Gejala utama adalah demam tinggi (selalu ada), batuk, sakit, tenggorokan. Gejala lainnya sakit kepala, pilek, hidung tersumbat. 

      4. Penanganan/pengobatan Selesma

  • Selesma : Tidak ada terapi spesifik, cukup berikan obat simtomatik saja seperti penurun panas dekongestan, obat batuk, dan pilek. Selain itu istirahat yang banyak , konsumsi vitamin C, serta minum air putih lebih banyak.
  • Influenza : Hampir sama dengan selesma tetapi untuk kasus yang berat memerlukan terapi tambahan berupa obat antivirus.

      5. Tingkat Kesembuhan 

  • Selesma : Dapat sembuh sendiri, sangat jarang menjadi berbahaya bagi anak
  • Influenza : Dapat sembuh sendiri (pada kasus yang ringan). Pada kasus yang berat dapat menimbulkan komplikasi (biasanya komplikasi saluran pernapasan) dan dapat menimbulkan kematian.
Read More
      edit

Selasa, 18 Oktober 2016

Published 15.20.00 by Admin

4 Obat Demam Pada Anak - Cukup Ampuh Atasi Demam Anak.

Obat Demam Anak

Menangani Dan Mengobati Demam Pada Anak
Foto : sigambar

Penanganan Demam Pada Anak

Sekalipun masih ada pro dan kontra seputar demam, sampai saat ini masih disepakati penggunaan obat antipiretik pada pengobatan demam. Pada keadaan demam  anak, antipiretik dapat diberikan ke anak dengan dosis yang tepat. Ada banyak  golongan obat antipiretik yang beredar dan dijual di apotik, seperti parasetamol, ibuprofen, aspirin, atau golongan AINS (Anti Inflamasi Non-Steroid) lainnya.

Dalam hal keamanan dan efektivitas, saat ini mayoritas dokter hanya menggunakan parasetamol dan ibuprofen. Aspirin merupakan kontra-indikasi pada anak (tidak boleh diberikan) karena dapat menyebbakan sindrom Reye yang berat dan dapat menyebakan kematian.

Berikut beberapa obat untuk menangani demam pada anak

1. Parasetamol

Parasetamol merupakan antipiretik golongan asetaminofen dan diakui sebagai obat yang paling aman untuk anak. Parasetamol bekerja dengan cara menurunkan set-point suhu tubuh yang ada di otak (hipotalamus). Obat ini dapat dibeli secara bebas di apotik, baik dalam bentuk tablet maupun dalam bentuk sirup dengan bermacam rasa.

Parasetamol diberikan dengan dosis 10mg/kg berat badan setiap kali pemberian dan dalam sehari dapat diberikan sampai 5 kali (total dosis tidak melebihi 50mg/kg berat badan dalam sehari). jadi jika anak memiliki berat badan 20 kg, ia perlu diberi 200 mg parasetamol  setiap kali pemberian dan dalam sehari total pemberian tidak lebih dari  1.000 mg. Efek samping parasetamol cenderung ringan, seperti muntah, mual, pusing, dan sebagaianya

2. Obat Demam Golongan  lainnya ( Ibuprofen, Asprin, Steroid, dll), hanya diberikan atas resep dokter.
  • Ibuprofen

Termasuk golongan obat demam yang cukup aman untuk anak, tetapi beberapa penelitian menunjukkan  bahwa sekalipun tidak banyak, obat ini memiliki efek samping dalam bentuk muntah darah.

Kelebihan ibuprofen dibanding parasetamol adalah menurunkan suhu tubuh lebih cepat (dosis untuk anak adalah 5-10 mg/kg berat badan setiap kali pemberian).
  • Aspirin

Aspirin sangat tidak direkomendasikan, kecuali untuk keadaan tertentu saja (seperti penyakit jantung bawaan atau kawasaki).
  •  Streoid

Steroid kadang diberikan unutk keadaan demam tertentu, hanya saja harus dengan anjuran dokter.

Penanganan Lebih Lanjut Pada Anak Demam

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan pada anak yang sedang demam

1. Memberikan Kodisi Nyaman


Anak yang sedang demam sebaiknya dikondisikan senyaman mungkin. Anak perlu ditemani oleh orang tua agar ia merasa nyaman dan aman. Berikan mainan atau boneka kesukaannya atau ceritakan dongeng agar anak merasa nyaman.

Cobalah untuk memberikan minum lebih banyak (mengingat adanya penguapan cairan yang berlebih akibat keringat). kegiatan fisik tidak perlu dibatasi kecuali untuk aktivitas tergolong berat,. Demikian pula halnya dengan pembatasan makanan, tetapi cobalah untuk memberikan anak makanan dengan gizi yang seimbang.

2. Lakukan Kompres


Kompres yang disepakati saat ini adalah kompres dengan air suam-suam kuku atau air hangat, setelah pemberian antipiretik pada kasus demam yang cukup tinggi. Sangat tidak disarankan melakukan kompres dengan air dingin (atau es) atau dengan alkohol karena anak bisa menggigil atau keracunan alkohol. Kompres tubuh anak di bagian dahi, dada dan ketiak.

3. Gunakan Pakaian Yang Tidak Terlalu Tebal


Untuk pakaian, ada baiknya bila anak menggunakan pakaian yang relatif tipis seperti kaos oblong atau singlet agar panas dapat keluar dengan mudah. Dengan demikian, menjadi jelas bahwa jika sedang mengalami demam, sebaiknya anak tidak dibungkus dengan selimut tebal. 

Namun jika anak menggigil, barulah anda dapat menyelimutinya dengan selimut tebal (tanpa kompres, baik dengan air panas maupun dingin. Jangan lupa pula untuk memberikan obat demam).

Komplikasi Atau Penyulit

Sekalipun demam termasuk ke dalam kategori penyakit  ringan, tak jarang dalam kondisi tertentu demam dapat menyebabkan komplikasi yang cukup mengkhawatirkan orang tua. Orangtua dapat mencoba merawat sendiri anak yang demam, tetapi bila ditemukan beberapa keadaan dibawah ini sangat disarankan sebaiknya segera bawa anak ke dokter :

  • Demam tinggi sekali (lebih dari 41oC)
  • Terjadi kejang
  •  Demam berlanjut lebih dari tiga hari
  • Tubuh sangat lemas
  • Tidak mau makan dan minum
  • Kehilangan kesadaran (Pingsan)
  • Muntah-muntah
Jika Anda mendapati kondisi seperti diatas segeralah bawa anak ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.

Read More
      edit
Published 14.54.00 by Admin

Demam Pada Anak - Jenis, Penyebab, dan Manfaat Demam Pada Anak

Demam Pada Anak

Jenis, Penyebab, dan Manfaat Demam Pada Anak
Foto : jagakesehatan

Jenis Demam Pada Anak

Setelah mengetahui definisi demam, ada baiknya Anda mengetahui berbagai jenis demam pada anak. Hal ini penting mengingat beberapa penyakit memiliki karakteristik demam yang khas, seperti demam step-ladder pada demam tifoid.

Jenis - Jenis Demam Pada Anak

Berikut beberapa jenis-jenis demam pada anak

1. Demam Remiten

Ditandai dengan demam naik-turun (suhu bervariasi dengan rentang lebih dari 1oC), tetapi penurunan suhu tidak pernah mencapai suhu normal, contohnya pada demam tifoid.

2. Demam Intermiten

Demam naik-turun, tetapi penurunan bisa mencapai suhu normal, contohnya pada penyakit malaria yang ditandai dengan demam siklus tiga harian (tersiana) atau demam siklus empat harian (kuartana).

3. Demam Kontinu

Demam terus-menerus. Kebanyakan penyakit infeksi memiliki jenis demam seperti ini, contohnya pneumonia, infeksi bakteri, dan sebagainya.

4. Demam Bifasik

Demam dengan bentuk seperti pelana kuda. jenis ini ditemukan pada penyakit demam berdarah dengue.

5. Demam Pel-ebstein

Demam lama (misalnya satu minggu) yang diselingi dengan periode tidak demam dengan jumlah hari yang sama, kemudian siklus berulang kembali. Contohnya pada penyakit Hodgkin

Penyebab Demam Pada Anak

Pada dasarnya, demam bukanlah penyakit melainkan tanda dari penyakit. Mayoritas penyebab demam pada anak adalah infeksi, baik karena bakteri maupun virus.

Selain karena infeksi, demam juga dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain :
  • Inflamasi atau peradangan
  • Penyakit autoimun seperti kawasaki atau lupus
  • Efek samping obat tertentu
  • Aktivitas fisik yang berlebihan
  • Berada di lingkungan yang terlalu panas dan lama
Demam merupakan mekanisme tubuh dalam menghadapi adanya ketidaknormalan di dalam tubuh. Sama seperti batuk (yang terjadi karena adanya benda asing yang masuk ke dalam saluran pernapasan) demam pun terjadi karena sebab tertentu.

Sejatinya, sistem pertahanan tubuh pada anak masih berada dalam tahap perkembangan. Karenanya tidaklah mengherankan bila pada akhirnya anak-anak mudah terserang demam. Infeksi, peradangan, dan beragam hal lainnya akan memicu tubuh untuk melawannya, yang salah satunya ditandai dengan demam.

Manfaat Demam Pada Anak


Prokontra tentang demam masih berlangsung hingga sekarang. Sebagian mengatakan bahwa demam itu baik dan dibutuhkan tubuh, sedangkan sebagian lainnya berpendapat bahwa demam itu merugikan dan berbahaya. Beberapa manfaat demam yang sudah diketahui, antara lain ;
  • Meningkatkan kerja sistem imun tubuh pada waktu sakit
  • Tubuh memproduksi lebih banyak sel darah putih (leukosit) pada suhu yang lebih tinggi (demam). Sel darah putih membantu sistem imun memerangi infeksi
  •  Mengurangi masa sakit
Berikut ulasan singkat seputar jenis, penyebab, serta manfaat demam. Semoga bermanfaat.
Read More
      edit
Published 05.21.00 by Admin

Suhu Normal Anak - Berapakah Suhu Tubuh Normal Anak ?

Suhu Normal Anak

Suhu tubuh normal pada anak
Foto : balitapedia

Mengetahui Suhu Normal Anak

Suhu tubuh anak yang normal (dalam keadaan sehat) adalah sekitar 36-37oC. Suhu tubuh ini bervariasi dengan kisaran 0,5-1,0oC. Selain karena aktivitas suhu tubuh juga ditentukan oleh irama tubuh yang disebut irama sirkandian.

Irama sirkandian adalah suatu bentuk keteraturan tubuh sehari-hari yang meliputi banyak hal, seperti kesadaran, suhu tubuh, tekanan darah, detak jantung, atau bahkan waktu saat tidur dan bangun. Tubuh kita memang dirancang untuk bangun di siang hari dan tidur di malam hari.

Foto : Irama Skardian (perputaran Suhu Tubuh)
Foto : Irama Skardian (perputaran Suhu Tubuh)
Dari tabel diatas, kita dapat melihat bahwa suhu tubuh mencapai titik terendah pada jam 5 pagi dan mencapat titik tertinggi sekitar jam 7 malam. Inilah yang disebut irama sirkadian suhu tubuh.

Anak dikatakan demam bila suhu tubuhnya di atas normal dan ada tanda atau gejala penyerta. Batasan suhu normal pada anak tergantung dari cara dan tempat pengukuran suhu.

Secara umum, Anda dapat menggunakan patokan demam sebagai berikut :
  • Suhu pada pengukuran di ketiak di atas 37,2oC (dikatakan demam)
  • Suhu pada pengukuran di anus di atas 38oC (dikatakan demam)
  • Suhu pada pengukuran di mulut 37,5oC (dikatakan demam)
  • Suhu pada pengukuran di telinga di atas 38oC (dikatakan demam)
Tempat ukur disesuaikan dengan termometer yang digunakan pada umumnya adalah termometer air raksa. Tempat pegukuran yang direkomendasikan untuk anak adalah ketiak. Selain itu, dapat juga digunakan termometer digital atau termometer telinga.

Selalu baca petunjuk penggunaan termometer yang anda gunakan, mengingat setiap temometer memiliki cara penggunaan yang berbeda-beda. Jika ada keraguan, konsultasikan kepada dokter.


 
Read More
      edit
Published 04.33.00 by Admin

Demam Pada Anak - Apa Itu Demam ?

Demam Pada Anak

Foto : CloverJelly

Apa Itu Demam ?

Secara medis, demam (pireksia) adalah keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat peningkatan pengatur suhu di hipotalamus yang dipengaruhi oleh IL-1 (interleukin-1). 

Adapun, beberapa definisi lainnya, antara lain : temperatur tubuh yang meningkat secara abnormal atau bagian dari pertahanan tubuh melawan kuman yang ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh. 

Meskipun banyak pengertian atau penjelasan tentang demam, pada intinya demam adalah kenaikan suhu tubuh melewati batas normal yang dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti infeksi, peradangan, atau gangguan metabolik.

Panas tubuh diatur melalui mekanisme dalam tubuh yang cukup kompleks. Hipotalamus merupakan bagian di otak yang salah satu fungsinya sebagai pusat pengatur suhu tubuh. Dengan kata lain, hipotalamus merupakan pemberi perintah kepada tubuh untuk mempertahankan suhu normal. Jika suhu di luar tubuh dingin maka (atau suhu tubuh menurun) maka hipotalamus akan mengirim perintah saraf agar pembuluh darah mengerut (vasokonstriksi) sehingga panas tubuh ditahan didalam,

Sebaliknya, jika suhu di luar tubuh panas (atau suhu tubuh meningkat) hipotalamus akan mengirim perintah agar pembuluh darah melebar (vasodilatasi) sehingga panas tubuh dikeluarkan.

Ketika terjadi demam, nilai pengatur suhu tubuh yang ada di hipotalamus (suhu inti tubuh) akan meningkat nilai set-point. Pada saat itu suhu di permukaan tubuh (kulit) masih lebih rendah dibandingkan suhu inti. Tubuh akan berusaha meningkatkan panas dan mencapai nilai set-point suhu yang sama dengan suhu tubuh inti. Hal inilah yang menjadi penyebab kulit terasa lebih hangat daripada biasanya ketika disentuh.

Jika suhu dipermukaan tubuh tetap dingin, maka yang terjadi adalah anak akan menggigil sebagai akibat dari tubuh yang menghasilkan panas lebih cepat (meningkatkan suhu agar mencapai atau sama dengan nilai set-point yang telah ditetapkan oleh hipotalamus.


Read More
      edit