Bayi Baru Lahir - Permasalahan Umum Yang Sering Dijumpai Pada Bayi
Umumnya, perut bayi terlihat lebih buncit dibandingkan dengan anak yang lebih besar jika dibandingkan dengan proporsi dadanya, dan ini adalah kondisi yang normal.
NORMAL ATAU TIDAK, YA ?
Image courtesy of Serge Bertasius Photography at FreeDigitalPhotos.net
Berikut beberapa keadaan pada bayi yang sering kali dianggap abnormal, padahal sebenarnya normal, atau sebaliknya. Mari kita bedakan antara mitos dan fakta.
Perut Kembung
Umumnya, perut bayi terlihat lebih buncit dibandingkan dengan anak yang lebih besar jika dibandingkan dengan proporsi dadanya, dan ini adalah kondisi yang normal. Perut teraba lunak dan cenderung lebih berisi setelah menetek/ minum susu. Kondisi yang abnormal atau tidak biasa adalah jika perut buncit/kembung disertai dengan tidak adanya buang air besar (BAB) lebih dari dua hari atau kondisi lainnya seperti muntah berulang.
Perut juga teraba lebih keras. Kondisi ini bisa jadi karena sesuatu yang ringan seperti konstipasi atau banyak udara, atau yang lebih serius seperti sumbatan di saluran cerna. Segera konsultasikan ke dokter.
Kebiruan pada Tangan dan Kaki
Kadang-kadang, warna kulit dan kuku tangan dan bayi terlihat lebih biru dibandingkan bagian tubuh yang lain. Kondisi ini umumnya normal terjadi akibat oleh paparan suhu dingin. Jika suhu di sekitarnya menghangat atau bayi diselimuti, maka warna kulit akan kembali merah seperti semula. Bayi yang menangis dengan kencang juga dapat memunculkan warna kebiruan pada bagian wajah dan bibirnya yang akan segera menghilang setelah ia diam.
Kondisi ini juga merupakan sesuatu yang normal dan sering kali tidak ada hubungannya dengan penyakit jantung bawaan. Namun, apabila bayi mengalami kebiruan pada bibir serta bagian tubuh lainnya disertai dengan sesak napas dan kesulitan menyusu, maka bisa jadi tanda penyakit jantung bawaan yang harus segera dikonsultasikan lebih lanjut.
Batuk Sehabis Minum Susu/Menetek
Batuk seperti ini dapat dialami saat bayi sangat bersema ngat minum atau aliran ASI yang deras tidak diimbangi de ngan kecepatan bayi menelan. Bayi yang baru mulai belajar menyusu juga kadang mengalami hal ini. Keadaan ini akan mulai berkurang pada bayi setelah beristirahat sejenak, lalu akan melanjutkan lagi minumnya.
Kebiasaan ini lama-kelamaan akan menghilang seiring bertambahny usia bayi , karena bayi sudah mulai terbiasa dengan pola minumnya. Jika bayi mulai mengalami batuk yang tidak kunjung berhenti atau bahkan lebih parah lagi bayi mengalami sesak napas, atau muntah berulang sesudahnya, maka coba untuk mulai berkonsultasi ke dokter.
Napas Berbunyi “GrokGrok”
Saat bayi sedang tidur, kadang saat terjaga, kadang pula saat minum ASI, terdengar bunyi “grokgrok”. Apakah ia terkena infeksi sehingga mengalami pilek ? Apakah ia memiliki alergi terhadap kandungan ASI sehingga napasnya berbunyi sebagai bentuk reaksi alergi ? Apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan bunyi "grokgrok" ini ?
Tahukah Anda, bunyi “grokgrok” pada bayi wajar terjadi, hal ini karena kemampuan bayi dalam menelan produksi ludah yang masih dalam tahap “belajar”. Seiring dengan berlanjutnya usia, maka ukuran saluran napas juga akan makin membesar dan kemampuan bayi dalam menelan ludah akan membaik.
Bayi juga termasuk nosebreather, yaitu cenderung bernapas melalui hidung, bukan mulut. Jika terdapat sedikit sumbatan seperti adanya ingus dan lendir, akan menyebabkan timbul nya bunyi. Terlepas dari kondisi ini, kebanyakan anak dengan napas yang kadang-kadang berbunyi “grokgrok” tampak “tidak peduli/cuek” dengan kondisinya dan tidak tampak kesulitan bernapas (sesak) sama sekali. Maka tidak diperlukan penanganan khusus menghadapi keadaan ini.
Bayi juga termasuk nosebreather, yaitu cenderung bernapas melalui hidung, bukan mulut. Jika terdapat sedikit sumbatan seperti adanya ingus dan lendir, akan menyebabkan timbul nya bunyi. Terlepas dari kondisi ini, kebanyakan anak dengan napas yang kadang-kadang berbunyi “grokgrok” tampak “tidak peduli/cuek” dengan kondisinya dan tidak tampak kesulitan bernapas (sesak) sama sekali. Maka tidak diperlukan penanganan khusus menghadapi keadaan ini.
Pada beberapa kondisi seperti ingus yang mengering dan membuat gelisah bayi karena sulit bernapas, boleh saja diberikan tetes hidung yang berisi garam fisiologis (natrium klorida 0,9%).
Menangis Tanpa Henti
Tidak semua tangisan bayi dapat diterjemahkan. Kadang, Anda merasa begitu yakin kalau bayi Anda telah kenyang minum ASI, popoknya tidak basah, tidak mengantuk, dan tidak kedinginan, tetapi bayi Anda tetap saja menangis. Apakah bayi Anda mengalami kolik ? Ajak bayi Anda bermain dan bernyanyilah untuknya sambil digendong berjalan-jalan.
Jika bayi tetap menangis, coba perhatikan tubuhnya secara menyeluruh, apakah perutnya membuncit atau bayi muntah berulang, apakah ia sedang demam, atau pola tangisannya seolah mengalami nyeri. Jika bayi tidak berhenti menangis setelah berusaha ditenangkan maka kemungkinan bayi mengalami tanda-tanda yang berbahaya, segera konsultasikan ke dokter.
Baca juga : Bayi Menangis Tanpa Henti, Kemungkinan Bayi Anda Mengalami Kolik, Bagaimana Mengatasinya ?
Jika bayi tetap menangis, coba perhatikan tubuhnya secara menyeluruh, apakah perutnya membuncit atau bayi muntah berulang, apakah ia sedang demam, atau pola tangisannya seolah mengalami nyeri. Jika bayi tidak berhenti menangis setelah berusaha ditenangkan maka kemungkinan bayi mengalami tanda-tanda yang berbahaya, segera konsultasikan ke dokter.